عن محمد، قال: إِمَّا تَفَاخَرُوا وإمَّا تَذَاكَرُوا: الرِّجَالُ في الجَنَّةِ أَكْثَرُ أَمِ النِّسَاءُ؟ فَقالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: أَوَ لَمْ يَقُلْ أَبُو القَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ: إنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الجَنَّةَ علَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، وَالَّتي تَلِيهَا علَى أَضْوَإِ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ في السَّمَاءِ، لِكُلِّ امْرِئٍ منهمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِما مِن وَرَاءِ اللَّحْمِ، وَما في الجَنَّةِ أَعْزَبُ
“Dari Muhammad, ia berkata: Mungkin mereka saling membangga-banggakan diri atau menyebut-nyebut bahwa kaum lelaki lebih banyak disurga dari pada kaum wanita, lalu Abu Hurairah berkata: Bukankah Abu Al Qasim Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya golongan pertama yang masuk surga wujudnya seperti bulan di malam purnama, golongan selanjutnya wujudnya seperti bintang paling terang di langit dan setiap lelaki diantara mereka memiliki dua istri, tulang betis keduanya terlihat dari baik daging dan disurga tidak ada orang yang menjomblo".”
مَن أنْفَقَ زَوْجَيْنِ في سَبيلِ اللَّهِ، دَعاهُ خَزَنَةُ الجَنَّةِ، كُلُّ خَزَنَةِ بابٍ: أيْ فُلُ هَلُمَّ، قالَ أبو بَكْرٍ: يا رَسولَ اللَّهِ، ذاكَ الذي لا تَوَى عليه، فقالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: إنِّي لَأَرْجُو أنْ تَكُونَ منهمْ
“Siapa yang berinfaq sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil oleh penjaga-penjaga pintu surga: wahai Fulan masuklah! Abu Bakar mengatakan: "Wahai Rasulullah, adakah orang yang tidak luput dari semua pintu tersebut?”. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, “Aku berharap engkau termasuk salah satu dari mereka"”
مَنْ وُلِدَ لَهُ وَلَدٌ فَأَحَبَّ أَنْ يَنْسُكَ عَنْهُ فَلْيَنْسُكْ ، عَنْ الْغُلامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ ، وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ
“Siapa yang memiliki anak yang baru lahir ia ingin melakukan akikah, maka lakukanlah. Jika anaknya laki-laki maka sembelihlah dua ekor kambing yang mencukupi dan jika anaknya perempuan maka sembelihlah satu kambing”
أنَّ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ بَعَثَ أَبَا عُبَيْدَةَ بنَ الجَرَّاحِ إلى البَحْرَيْنِ، يَأْتي بجِزْيَتِهَا، وَكانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ هو صَالَحَ أَهْلَ البَحْرَيْنِ، وَأَمَّرَ عليهمُ العَلَاءَ بنَ الحَضْرَمِيِّ، فَقَدِمَ أَبُو عُبَيْدَةَ بمَالٍ مِنَ البَحْرَيْنِ، فَسَمِعَتِ الأنْصَارُ بقُدُومِ أَبِي عُبَيْدَةَ، فَوَافَوْا صَلَاةَ الفَجْرِ مع رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ، فَلَمَّا صَلَّى رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ انْصَرَفَ، فَتَعَرَّضُوا له، فَتَبَسَّمَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ حِينَ رَآهُمْ، ثُمَّ قالَ: أَظُنُّكُمْ سَمِعْتُمْ أنَّ أَبَا عُبَيْدَةَ قَدِمَ بشيءٍ مِنَ البَحْرَيْنِ؟ فَقالوا: أَجَلْ يا رَسولَ اللهِ، قالَ: فأبْشِرُوا وَأَمِّلُوا ما يَسُرُّكُمْ، فَوَاللَّهِ ما الفَقْرَ أَخْشَى علَيْكُم، وَلَكِنِّي أَخْشَى علَيْكُم أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا علَيْكُم، كما بُسِطَتْ علَى مَن كانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كما تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كما أَهْلَكَتْهُمْ. غَيْرَ أنَّ في حَديثِ صَالِحٍ: وَتُلْهيكُمْ كما أَلْهَتْهُمْ.
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengutus Abu Ubaidah bin Al-Jarrah raḍiyallahu'anhu ke Bahrain untuk mengambil jizyah (upeti). Ia pulang dengan membawa harta dari Bahrain. Lantas orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah, mereka pun melaksanakan salat Fajar bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. Selesai salat, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam beranjak pergi. Ternyata orang-orang Ansar menghadang beliau. Beliau tersenyum saat melihat mereka, lalu bersabda, "Aku kira kalian sudah mendengar kedatangan Abu Ubaidah dari Bahrain dengan membawa sesuatu?". Mereka menjawab, "Tentu saja, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Bergembiralah dan berharaplah dengan sesuatu yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan menimpa kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah diluaskannya dunia untuk kalian sebagaimana diluaskan kepada orang-orang sebelum kalian. Sehingga kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka berkompetisi, lalu dunia membinasakan kalian sebagaimana membinasakan mereka".”
لَمَّا قَدِمَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ الْبَصْرَةَ فَكَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي مُوسَى فَكَتَبَ عَبْدُ اللَّهِ إِلَى أَبِي مُوسَى يَسْأَلُهُ عَنْ أَشْيَاءَ فَكَتَبَ إِلَيْهِ أَبُو مُوسَى إِنِّي كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَأَرَادَ أَنْ يَبُولَ فَأَتَى دَمِثًا فِي أَصْلِ جِدَارٍ فَبَالَ ثُمَّ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يَبُولَ فَلْيَرْتَدْ لِبَوْلِهِ مَوْضِعًا
“Ketika Abdullah bin Abbas datang ke Bashrah, ketika itu dia menceritakan hadits dari Abu Musa, Abdullah menulis surat kepada Abu Musa dalam rangka menanyakan kepadanya tentang beberapa hal. Maka Abu Musa menulis surat kepadanya (sebagai jawaban), sesungguhnya saya pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari, lalu beliau ingin buang air kecil, maka beliau mendatangi tempat yang bertanah lunak di bagian bawah dinding, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian hendak buang air kecil, maka hendaklah dia mencari tempat yang bertanah lunak untuk kencingnya".”