الحَلَالُ بَيِّنٌ، والحَرَامُ بَيِّنٌ، وبيْنَهُما مُشَبَّهَاتٌ لا يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى المُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وعِرْضِهِ، ومَن وقَعَ في الشُّبُهَاتِ: كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى، يُوشِكُ أنْ يُوَاقِعَهُ، ألَا وإنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، ألَا إنَّ حِمَى اللَّهِ في أرْضِهِ مَحَارِمُهُ، ألَا وإنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً: إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، ألَا وهي القَلْبُ
“Sesungguhnya yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas. Dan di antara keduanya ada perkara yang samar, yang tidak diketahui kebanyakan orang. Maka barangsiapa menjaga dirinya dari melakukan perkara yang meragukan, maka selamatlah agama dan harga dirinya, tetapi siapa yang terjatuh dalam perkara syubhat, maka dia terjatuh kepada keharaman. Seperti gembala yang menggembala di tepi pekarangan, dikhawatirkan ternaknya akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, setiap raja itu memiliki larangan, dan larangan Allah adalah sesuatu yang diharamkannya. Ketahuilah, bahwa dalam setiap tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh badannya, namun jika segumpal daging tersebut rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, gumpalan darah itu adalah hati.”
وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ لا تَنْقَضِي الدُّنْيَا حَتَّى يَقَعَ بِهِمُ الْخَسْفُ ، وَالْمَسْخُ ، وَالْقَذْفُ ” ، قَالُوا : وَمَتَى ذَاكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” إِذَا رَأَيْتَ النِّسَاءَ رَكِبْنَ السُّرُوجَ ، وَكَثُرَتِ الْقَيْنَاتُ ، وَشُهِدَ بِشَهَادَاتِ الزُّورِ ، وَشَرِبَ الْمُصَلُّونَ فِي آنِيَةِ أَهْلِ الشِّرْكِ : الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، وَاسْتَغْنَى الرِّجَالُ بِالرِّجَالِ ، وَالنِّسَاءُ بِالنِّسَاءِ ، فَاسْتَدْفِرُوا وَاسْتَعِدُّوا ” ، وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ فَوَضَعَهَا عَلَى جَبْهَتِهِ يَسْتُرُ وَجْهَهُ
“"Demi Dzat yang mengutusku dengan Al Haq, sungguh dunia tidak akan berakhir sebelum terjadi peristiwa orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), diubah wajahnya, dan dilempari batu”. Beliau ditanya: ‘Kapan itu terjadi wahai Nabi?’. Beliau menjawab: “Ketika kalian melihat wanita berkendara di atas pelana, dan banyak penyanyi wanita, dan banyak orang yang bersumpah palsu, dan banyak prang-orang yang masih shalat namun mereka minum dari bejana kaum musyrikin yang terbuat dari emas dan perak, lelaki merasa cukup berhubungan dengan lelaki, dan wanita merasa cukup dengan wanita. Maka waspadalah dan bersiaplah“. Beliau lalu memberi isyarat dengan menutup dahi dan wajahnya menggunakan tangannya.”
مرَّ علينا النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم في نِسوَةٍ، فسلَّم علينا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati para wanita, beliau mengucapkan salam kepada kami (wanita).”
مرَّ علينا النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم في نِسوَةٍ، فسلَّم علينا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati para wanita, beliau mengucapkan salam kepada kami (wanita).”
لا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بامْرَأَةٍ إلَّا مع ذِي مَحْرَمٍ فَقامَ رَجُلٌ، فقالَ: يا رَسولَ اللَّهِ، امْرَأَتي خَرَجَتْ حاجَّةً، واكْتُتِبْتُ في غَزْوَةِ كَذا وكَذا، قالَ: ارْجِعْ فَحُجَّ مع امْرَأَتِكَ
“Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan perempuan kecuali dengan mahramnya. Lalu berdiri seorang lelaki, ia berkata: wahai Rasulullah, istriku akan pergi berhaji sedangkan aku sudah terdaftar untuk ikut perang ini dan itu. Nabi bersabda: pulanglah dan temani istrimu berhaji”