أفضلُ الأعمالِ ما أُكرهَتْ عليه النُّفوسُ
“Sebaik-baik amalan adalah yang dibenci oleh jiwa (untuk melakukannya)”
أَخْبَرَنِي أبو طَلْحَةَ رَضِيَ اللَّهُ عنْه، صَاحِبُ رَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وكانَ قدْ شَهِدَ بَدْرًا مع رَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، أنَّه قالَ: لا تَدْخُلُ المَلَائِكَةُ بَيْتًا فيه كَلْبٌ ولَا صُورَةٌ يُرِيدُ التَّمَاثِيلَ الَّتي فِيهَا الأرْوَاحُ
“Abu Thalhah mengabarkan kepadaku, dan Abu Thalhah adalah sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam yang ikut di perang badar bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, bahwasanya Rasulullah mengatakan: Malaikat tidak masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar. Abdullah bin Abbas mengatakan: maksudnya adalah patung makhluk bernyawa”
أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم مَرَّ به، وهو كاشِفٌ عن فَخِذِه، فقال: أمَا علِمْتَ أنَّ الفَخِذَ عَورةٌ؟
“Nabi Shalallahu'alaihi Wasallam melewati Jarhad Al Aslamy dan ketika itu Jarhad terbuka pahanya. Nabi Shalallahu'alaihi bersabda: "Tidakkah engkau tahu bahwa paha adalah aurat?"”
أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم مَرَّ به، وهو كاشِفٌ عن فَخِذِه، فقال: أمَا علِمْتَ أنَّ الفَخِذَ عَورةٌ؟
“Nabi Shalallahu'alaihi Wasallam melewati Jarhad Al Aslamy dan ketika itu Jarhad terbuka pahanya. Nabi Shalallahu'alaihi bersabda: "Tidakkah engkau tahu bahwa paha adalah aurat?"”
أنَّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ : بَعَثَ أبَا عُبَيْدَةَ بنَ الجَرَّاحِ إلى البَحْرَيْنِ يَأْتي بجِزْيَتِهَا، وكانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ هو صَالَحَ أهْلَ البَحْرَيْنِ وأَمَّرَ عليهمُ العَلَاءَ بنَ الحَضْرَمِيِّ، فَقَدِمَ أبو عُبَيْدَةَ بمَالٍ مِنَ البَحْرَيْنِ، فَسَمِعَتِ الأنْصَارُ بقُدُومِ أبِي عُبَيْدَةَ، فَوَافَوْا صَلَاةَ الفَجْرِ مع النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَلَمَّا انْصَرَفَ تَعَرَّضُوا له، فَتَبَسَّمَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ حِينَ رَآهُمْ، ثُمَّ قَالَ: أظُنُّكُمْ سَمِعْتُمْ أنَّ أبَا عُبَيْدَةَ قَدِمَ بشيءٍ قالوا: أجَلْ يا رَسولَ اللَّهِ، قَالَ: فأبْشِرُوا وأَمِّلُوا ما يَسُرُّكُمْ، فَوَاللَّهِ ما الفَقْرَ أخْشَى علَيْكُم، ولَكِنِّي أخْشَى أنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كما بُسِطَتْ علَى مَن كانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كما تَنَافَسُوهَا، وتُهْلِكَكُمْ كما أهْلَكَتْهُمْ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengutus Abu Ubaidah bin Al-Jarrah raḍiyallahu'anhu ke Bahrain untuk mengambil jizyah (upeti). Ia pulang dengan membawa harta dari Bahrain. Lantas orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah, mereka pun melaksanakan salat Fajar bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. Selesai salat, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam beranjak pergi. Ternyata orang-orang Ansar menghadang beliau. Beliau tersenyum saat melihat mereka, lalu bersabda, "Aku kira kalian sudah mendengar kedatangan Abu Ubaidah dari Bahrain dengan membawa sesuatu?". Mereka menjawab, "Tentu saja, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Bergembiralah dan berharaplah dengan sesuatu yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan menimpa kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah diluaskannya dunia untuk kalian sebagaimana diluaskan kepada orang-orang sebelum kalian. Sehingga kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka berkompetisi, lalu dunia membinasakan kalian sebagaimana membinasakan mereka".”