Menampilkan 106-110 of 316

مَن أنظَرَ مُعسِرًا، فله بكُلِّ يَومٍ مِثلُه صَدَقةٌ، قال: ثم سَمِعتُه يقولُ: مَن أنظَرَ مُعسِرًا، فله بكُلِّ يَومٍ مِثلَيهِ صَدَقةٌ، قُلتُ: سَمِعتُك يا رسولَ اللهِ تقولُ: مَن أنظَرَ مُعسِرًا فله بكُلِّ يَومٍ مِثلُه صَدَقةٌ، ثم سَمِعتُك تقولُ: مَن أنظَرَ مُعسِرًا، فله بكُلِّ يَومٍ مِثلَيهِ صَدَقةٌ، قال له: بكُلِّ يَومٍ صَدَقةٌ قَبلَ أنْ يَحِلَّ الدَّينُ، فإذا حلَّ الدَّينُ فأنْظَرَهُ، فله بكُلِّ يَومٍ مِثلَيهِ صَدَقةٌ

“Barangsiapa yang melonggarkan pelunasan hutang bagi orang yang kesulitan membayar, maka setiap hari penundaannya tersebut dianggap sedekah. ِ Aku (Buraidah) mendengar beliau bersabda: Barangsiapa yang melonggarkan pelunasan hutang bagi orang yang kesulitan membayar, maka setiap hari penundaannya tersebut dianggap sedekah. ِMaka aku berkata: Wahai Rasulullah, aku mendengar engkau berkata: Barangsiapa yang melonggarkan pelunasan hutang bagi orang yang kesulitan membayar, maka setiap hari penundaannya tersebut dianggap sedekah. Maka Nabi menjelaskan: setiap hari penundaannya tersebut dianggap sedekah sampai datang temponya. Ketika datang tempo pembayaran lalu ia beri kelonggaran lagi, maka ia mendapatkan pahala dua kali lipat sedekah setiap harinya”

مَن أنظَرَ مُعسِرًا، فله بكُلِّ يَومٍ مِثلُه صَدَقةٌ، قال: ثم سَمِعتُه يقولُ: مَن أنظَرَ مُعسِرًا، فله بكُلِّ يَومٍ مِثلَيهِ صَدَقةٌ، قُلتُ: سَمِعتُك يا رسولَ اللهِ تقولُ: مَن أنظَرَ مُعسِرًا فله بكُلِّ يَومٍ مِثلُه صَدَقةٌ، ثم سَمِعتُك تقولُ: مَن أنظَرَ مُعسِرًا، فله بكُلِّ يَومٍ مِثلَيهِ صَدَقةٌ، قال له: بكُلِّ يَومٍ صَدَقةٌ قَبلَ أنْ يَحِلَّ الدَّينُ، فإذا حلَّ الدَّينُ فأنْظَرَهُ، فله بكُلِّ يَومٍ مِثلَيهِ صَدَقةٌ

“Barangsiapa yang melonggarkan pelunasan hutang bagi orang yang kesulitan membayar, maka setiap hari penundaannya tersebut dianggap sedekah. ِ Aku (Buraidah) mendengar beliau bersabda: Barangsiapa yang melonggarkan pelunasan hutang bagi orang yang kesulitan membayar, maka setiap hari penundaannya tersebut dianggap sedekah. ِMaka aku berkata: Wahai Rasulullah, aku mendengar engkau berkata: Barangsiapa yang melonggarkan pelunasan hutang bagi orang yang kesulitan membayar, maka setiap hari penundaannya tersebut dianggap sedekah. Maka Nabi menjelaskan: setiap hari penundaannya tersebut dianggap sedekah sampai datang temponya. Ketika datang tempo pembayaran lalu ia beri kelonggaran lagi, maka ia mendapatkan pahala dua kali lipat sedekah setiap harinya”

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ البَاهِلِيِّ، قَالَ: وَرَأَى سِكَّةً وَشَيْئًا مِنْ آلَةِ الحَرْثِ، فَقَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لاَ يَدْخُلُ هَذَا بَيْتَ قَوْمٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الذُّلَّ»

“Dari Abu Umamah Al Bahili, beliau berkata, ketika ia melihat mata bajak dan alat-alat pertanian: aku pernah mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “tidaklah alat-alat ini masuk ke dalam rumah sebuah kaum kecuali Allah akan masukkan kehinaan kepada mereka“”

يا رسولَ اللهِ أيُّ النَّاسِ أشدُّ بلاءً قالَ الأَنبياءُ ثمَّ الأَمثلُ فالأَمثلُ يُبتلَى الرَّجلُ علَى حسَبِ دينِهِ ، فإن كانَ في دينِهِ صلبًا اشتدَّ بلاؤُهُ ، وإن كانَ في دينِهِ رقَّةٌ ابتليَ علَى قدرِ دينِهِ ، فما يبرحُ البلاءُ بالعبدِ حتَّى يترُكَهُ يمشي علَى الأرضِ وما علَيهِ خطيئةٌ

“Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling berat cobaannya?”. Beliau menjawab: “para Nabi, kemudian yang semisal mereka (pengikut para Nabi), kemudian yang semisal mereka (orang yang meneladani pengikut para Nabi). Seseorang diberi cobaan tergantung pada keadaan agamanya. Jika teguh agamanya, maka cobaannya semakin berat. Jika goyah agamanya, maka cobaannya sesuai dengan kadar agamanya. Maka cobaan terus menimpa hamba (yang shalih) sampai ia berjalan di muka bumi tanpa memiliki dosa lagi”

يا رسولَ اللهِ أيُّ النَّاسِ أشدُّ بلاءً قالَ الأَنبياءُ ثمَّ الأَمثلُ فالأَمثلُ يُبتلَى الرَّجلُ علَى حسَبِ دينِهِ ، فإن كانَ في دينِهِ صلبًا اشتدَّ بلاؤُهُ ، وإن كانَ في دينِهِ رقَّةٌ ابتليَ علَى قدرِ دينِهِ ، فما يبرحُ البلاءُ بالعبدِ حتَّى يترُكَهُ يمشي علَى الأرضِ وما علَيهِ خطيئةٌ

“Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling berat cobaannya?”. Beliau menjawab: “para Nabi, kemudian yang semisal mereka (pengikut para Nabi), kemudian yang semisal mereka (orang yang meneladani pengikut para Nabi). Seseorang diberi cobaan tergantung pada keadaan agamanya. Jika teguh agamanya, maka cobaannya semakin berat. Jika goyah agamanya, maka cobaannya sesuai dengan kadar agamanya. Maka cobaan terus menimpa hamba (yang shalih) sampai ia berjalan di muka bumi tanpa memiliki dosa lagi”

Menampilkan 106-110 dari 316