يدرس الإسلام كما يدرس وشي الثوب لا يدري ما صيام ولا صدقة ولا نسك ويسري على كتاب الله عز وجل في ليلةٍ فلا يبقى في الأرض منه آية ويبقى طوائف من الناس الشيخ الكبير والعجوز الكبيرة يقولون: أدركنا آباءنا على هذه الكلمة لا إله إلا الله فنحن نقولها
“Islam akan sirna sebagaimana lunturnya warna pakaian yang usang. Hingga orang Islam tidak tahu lagi apa itu puasa, tidak tahu apa itu sedekah (zakat) dan tidak tahu apa itu qurban. Dan hilanglah Al-Qur’an pada suatu malam hingga tidak tersisa satu pun ayat darinya di muka bumi. Dan orang-orang Islam yang tersisa ketika itu adalah orang yang telah tua dan lemah yang mereka mengatakan: ‘Kami mendapati dahulu bapak-bapak kami pernah mengatakan kalimat ‘Laa ilaha illallaah’, maka kami pun mengatakannya juga”
لا يؤمنُ أحدُكم حتَّى يَكونَ هواهُ تبعًا لمَّا جئتُ بِهِ
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya tunduk kepada ajaran yang aku bawa”
يُوشِكُ الأممُ أن تداعَى عليكم كما تداعَى الأكَلةُ إلى قصعتِها . فقال قائلٌ : ومن قلَّةٍ نحن يومئذٍ ؟ قال : بل أنتم يومئذٍ كثيرٌ ، ولكنَّكم غُثاءٌ كغُثاءُ السَّيلِ ، ولينزِعنَّ اللهُ من صدورِ عدوِّكم المهابةَ منكم ، وليقذِفَنَّ اللهُ في قلوبِكم الوهْنَ . فقال قائلٌ : يا رسولَ اللهِ ! وما الوهْنُ ؟ قال : حُبُّ الدُّنيا وكراهيةُ الموتِ
“Hampir-hampir umat-umat lain mengeroyok kalian (umat Islam) sebagaimana orang-orang yang makan memperebutkan piring besar mereka". Sebagian sahabat berkata: "apakah ketika itu kita sedikit wahai Rasulullah?" Nabi menjawab: "Bahkan ketika itu kalian sangat banyak. Namun kalian seperti buih di aliran air. Dan Allah akan mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian”. Sebagian sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?”. Nabi menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi mati"”
يُوشِكُ الأممُ أن تداعَى عليكم كما تداعَى الأكَلةُ إلى قصعتِها . فقال قائلٌ : ومن قلَّةٍ نحن يومئذٍ ؟ قال : بل أنتم يومئذٍ كثيرٌ ، ولكنَّكم غُثاءٌ كغُثاءُ السَّيلِ ، ولينزِعنَّ اللهُ من صدورِ عدوِّكم المهابةَ منكم ، وليقذِفَنَّ اللهُ في قلوبِكم الوهْنَ . فقال قائلٌ : يا رسولَ اللهِ ! وما الوهْنُ ؟ قال : حُبُّ الدُّنيا وكراهيةُ الموتِ
“Hampir-hampir umat-umat lain mengeroyok kalian (umat Islam) sebagaimana orang-orang yang makan memperebutkan piring besar mereka". Sebagian sahabat berkata: "apakah ketika itu kita sedikit wahai Rasulullah?" Nabi menjawab: "Bahkan ketika itu kalian sangat banyak. Namun kalian seperti buih di aliran air. Dan Allah akan mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian”. Sebagian sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?”. Nabi menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi mati"”
قَالَ: سَأَلْتُ أَبَا ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ، فَقُلْتُ: يَا أَبَا ثَعْلَبَةَ، كَيْفَ تَقُولُ فِي هَذِهِ الْآيَةِ: {عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ} [المائدة: 105]؟ قَالَ: أَمَا وَاللَّهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيرًا، سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «بَلِ ائْتَمِرُوا بِالْمَعْرُوفِ، وَتَنَاهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ، حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا، وَهَوًى مُتَّبَعًا، وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً، وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ، فَعَلَيْكَ - يَعْنِي - بِنَفْسِكَ، وَدَعْ عَنْكَ الْعَوَامَّ، فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ، الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ»، وَزَادَنِي غَيْرُهُ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ؟ قَالَ: «أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ»
“Abu Umayyah Asy Sya'bani mengatakan: aku datang kepada Abu Tsa'labah Al Khusyani dan berkata kepadanya: bagaimana penjelasan anda terhadap ayat ini? (yang artinya) : "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu" (QS. Al Maidah: 105). Abu Tsa'labah berkata: sungguh Demi Allah aku telah bertanya tentang ayat ini kepada orang yang paling berilmu. Aku telah telah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Hendaknya kalian beramar ma'ruf nahi mungkar. Sampai suatu waktu kalian akan melihat banyak orang yang menuruti sifat pelitnya, mengikuti hawa nafsunya, terpedaya oleh dunia dan setiap orang yang punya pendapat kagum dengan pendapatnya. Ketika itu jagalah diri kalian masing-masing. Dan tinggalkanlah kebanyakan manusia. Sungguh di masa setelah masa kalian akan datang masa-masa (yang sangat dituntut) bersabar. Orang yang bersabar ketika itu seperti memegang bara api. Orang yang mengamalkan ajaran agama ketika itu pahalanya seperti pahala 50 orang". Abdullah bin Mubarak berkata: aku mendapatkan riwayat tambahan terhadap hadits ini, dari selain Utbah: "Para sahabat bertanya: Maksudnya semisal dengan 50 orang diantara mereka ataukah 50 orang diantara kami (para sahabat)? Rasulullah menjawab: 50 orang diantara kalian"”