أنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وهي حَائِضٌ، فَذَكَرَ عُمَرُ للنبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَتَغَيَّظَ عليه رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، ثُمَّ قالَ: لِيُرَاجِعْهَا، ثُمَّ لِيُمْسِكْهَا حتَّى تَطْهُرَ، ثُمَّ تَحِيضَ فَتَطْهُرَ، فإنْ بَدَا له أنْ يُطَلِّقَهَا فَلْيُطَلِّقْهَا
“Abdullah bin Umar pernah menceraikan isterinya ketika haidh, lantas Umar melaporkan kasusnya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pun sedemikian marah karenanya kemudian bersabda: "Suruhlah dia merujuknya, kemudian mempertahankannya hingga suci, kemudian haidh lagi, kemudian suci, lantas jika ia berkehendak menceriakannya, ceraikanlah!"”
يا رسولَ اللهِ طوبى لِمَن راكَ وآمَن بكَ قال : طوبى لِمَن رآني وآمَن بي وطوبى ثمَّ طوبى لِمَن آمَن بي ولَمْ يَرَني
“"Wahai Rasulullah, sungguh beruntung bagi orang yang melihatmu dan beriman kepadamu!". Rasulullah bersabda, "Sungguh beruntung, orang yang melihatku dan beriman kepadaku. Namun lebih beruntung lagi, dan lebih beruntung lagi, bagi orang yang beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku”
يا رسولَ اللهِ طوبى لِمَن راكَ وآمَن بكَ قال : طوبى لِمَن رآني وآمَن بي وطوبى ثمَّ طوبى لِمَن آمَن بي ولَمْ يَرَني
“"Wahai Rasulullah, sungguh beruntung bagi orang yang melihatmu dan beriman kepadamu!". Rasulullah bersabda, "Sungguh beruntung, orang yang melihatku dan beriman kepadaku. Namun lebih beruntung lagi, dan lebih beruntung lagi, bagi orang yang beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku”
دَعُونِي ما تَرَكْتُكُمْ، إنَّما هَلَكَ مَن كانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ علَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عن شيءٍ فَاجْتَنِبُوهُ، وإذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا منه ما اسْتَطَعْتُمْ
“Biarkan saja apa-apa yang aku biarkan. Karena umat terdahulu binasa ketika banyak bertanya dan banyak menyelisihi Nabi-Nabi mereka. Jika aku melarang sesuatu maka jauhilah, jika aku memerintahkan sesuatu, kerjakanlah sesuai kemampuan kalian”