أن رجلا قال: يا رسول الله أوصني, قال: أوصيك أن تستحي من الله عز وجل كما تستحي رجلا من صالحي قومك
“Ada seorang lelaki yang berkata: wahai Rasulullah, beri aku wasiat (nasehat). Nabi bersabda: aku berwasiat kepada engkau agar malu kepada Allah 'azza wa jalla, sebagaimana malu engkau kepada orang yang paling shalih di tengah kaummu”
قال الله عز وجل: وعزتي لا أجمع لعبدي أمنين ولا خوفين، إن هو أمنني في الدنيا أخفته يوم أجمع فيه عبادي، وإن هو خافني في الدنيا أمنته يوم أجمع فيه عبادي
“Allah 'azza wa jalla berfirman: demi kemuliaan-Ku, tidak akan terkumpul pada diri hamba-Ku dua rasa takut dan dua rasa aman; siapa yang merasa aman (dari adzab) Ku di dunia maka Aku jadikan ia ketakutan di hari kiamat. Dan siapa yang takut kepadaKu di dunia, Aku akan berikan rasa aman di hari kiamat”
لا تقومُ الساعةُ حتى يُقبضَ العلمُ ، و تكثرَ الزلازلُ ، و يتقاربَ الزمانُ ، و تظهرَ الفتنُ ، و يكثرَ الهرجُ : و هو القتلُ
“Tidak akan terjadi Kiamat hingga ilmu dicabut, banyak terjadi gempa, waktu terasa dekat, banyak terjadi fitnah, banyak terjadi al haraj yaitu peperangan”
أقيموا الصفوف، فإنما تصفون كصفوف الملائكة حاذوا بين المناكب وسدوا الخلل ولا تذروا فرجات الشيطان، ومن وصل صفا وصله الله
“Luruskanlah shaf (shalat). Karena shaf yang lurus adalah sebagaimana shaf-nya para Malaikat. Sejajarkanlah pundak dan tutuplah celah dan janga barkan ada celah untuk setan. Siapa yang menyambung shaf, Allah akan menyambungnya”
إذا بلغ بنو أبي العاص ثلاثين رجلا، اتخذوا دين الله دخلا وعباد الله خولا ومال الله عز وجل دولا
“Apabila keturunan Abul Ash sudah mencapai 30 orang, mereka menjadikan agama Allah ini menjadi rusak dan mereka menjadikan para hamba Allah menjadi budak, dan mereka menjadikan harta Allah (amanah kaum Muslimin) diberikan kepada yang tidak berhak”