مَن أَتَى هذا البَيْتَ، فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كما وَلَدَتْهُ أُمُّهُ. [وفي رواية]: مَن حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ
“Siapa yang datang ke Baitullah ini, dan ia tidak melakukan rafats (hubungan intim dan mukadimahnya), dan ia tidak melakukan kefasikan, maka ia akan pulang ke negerinya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya. Dalam riwayat lain: "siapa yang berhaji, dan ia tidak melakukan rafats dan ia tidak melakukan kefasikan ..."”
الْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ، لَا يَدَعُهَا أَحَدٌ رَغْبَةً عَنْهَا إِلَّا أَبْدَلَ اللَّهُ فِيهَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ ، وَلَا يَثْبُتُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا وَجَهْدِهَا إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Madinah itu lebih baik andaikan mereka mengetahui. Tidaklah seseorang meninggalkan kota Madinah karena membencinya kepadanya, kecuali pasti Allah akan gantikan dengan orang yang lebih baik dari dia (untuk tinggal di Madinah). Dan tidaklah seseorang bersabar terhadap sulitnya mencari penghasilan dan susahnya kehidupan di kota Madinah, kecuali aku (Rasulullah) akan menjadi pemberi syafa'at baginya dan saksi baginya di hari Kiamat”
أنَّهُ شَكَا إلى رَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ الرَّجُلُ الذي يُخَيَّلُ إلَيْهِ أنَّه يَجِدُ الشَّيْءَ في الصَّلَاةِ؟ فَقالَ: لا يَنْفَتِلْ - أوْ لا يَنْصَرِفْ - حتَّى يَسْمع صَوْتًا أوْ يَجِدَ رِيحًا
“Seorang laki-laki mengadu kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bahwa dia seolah-olah mendapati sesuatu (kentut) ketika shalatnya. Beliau bersabda, "Dia tidak perlu membatalkan shalatnya sehingga dia mendengar suara atau mencium bau"”
ثلاثةٌ لا ينفعُ معهنَّ عملٌ: الشِّركُ باللهِ، و عُقوقُ الوالدَينِ، و الفرارُ من الزَّحفِ
“Tiga perkara yang mana amalan seseorang tidak bermanfaat jika terdapat perkara tersebut: syirik terhadap Allah, durhaka kepada orang tua, dan lari dari medan perang”