فِي رِوَايَتِهِ "إِذَا وَلَدَتِ الأَمَةُ بَعْلَهَا" يَعْنِي السَّرَارِيّ
“Dalam riwayat lain, "... ketika para al-amatu melahirkan tuannya", al-amatu maksudnya para budak wanita yang digauli.”
يا نِساءَ المُسْلِماتِ، لا تَحْقِرَنَّ جارَةٌ لِجارَتِها، ولو فِرْسِنَ شاةٍ
“Wahai wanita Muslimah, janganlah kalian meremehkan perbuatan baik kepada tetangga walaupun berupa (menghadiahkan) kaki kambing”
لا تَباغَضُوا، ولا تَحاسَدُوا، ولا تَدابَرُوا، وكُونُوا عِبادَ اللَّهِ إخْوانًا، ولا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخاهُ فَوْقَ ثَلاثِ لَيالٍ
“Jangan saling membenci, jangan saling hasad, jangan saling memusuhi, jadi sebagai para hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari 3 hari”
كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، إذْ نَظَرَ إلى القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، فَقالَ: أَما إنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كما تَرَوْنَ هذا القَمَرَ، لا تُضَامُّونَ في رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لا تُغْلَبُوا علَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَقَبْلَ غُرُوبِهَا، يَعْنِي العَصْرَ وَالْفَجْرَ، ثُمَّ قَرَأَ جَرِيرٌ {وَسَبِّحْ بحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا}[طه:130]
“Jarir berkata: Kami pernah duduk-duduk disisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba beliau melihat bulan di malam purnama dan berujar; "Ketahuilah, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, kalian tidak kesulitan melihatnya, sekiranya kalian mampu untuk tidak keberatan mendirikan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, maksudnya shalat ashar dan shubuh (fajar)." Kemudian Jarir membacakan ayat "Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya" (QS. Thaha: 130)”