حَقُّ المُسْلِمِ علَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلَامِ، وعِيَادَةُ المَرِيضِ، واتِّبَاعُ الجَنَائِزِ، وإجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وتَشْمِيتُ العَاطِسِ
“Hak sesama Muslim ada lima: membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya dan ber-tasymit ketika ia bersin”
بَادِرُوا بالأعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah untuk beramal (shalih) sebelum datangnya fitnah yang samar seperti potongan malam gelap. Sehingga seseorang di pagi hari masih beriman dan sore hari sudah kafir. Di sore hari masih beriman namun di pagi hari sudah kafir. Ia menjual agamanya demi mendapatkan harta dunia”
إنَّ للهِ تَبَارَكَ وتَعالَـى عُتَقاءَ في كُلِّ يَوْمٍ ولَيلَةٍ -يَعْني في رَمضانَ-، وإنَّ لكُلِّ مُسْلِمٍ في كُلِّ يَوْمٍ ولَيلَةٍ دَعْوَةً مُستَجابَةً
“Sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta'ala memberi kesempatan bebas dari api neraka di setiap hari dan malam bulan Ramadhan. Dan setiap Muslim memiliki doa yang mustajab di setiap hari dan malamnya.”
إنَّ للهِ تَبَارَكَ وتَعالَـى عُتَقاءَ في كُلِّ يَوْمٍ ولَيلَةٍ -يَعْني في رَمضانَ-، وإنَّ لكُلِّ مُسْلِمٍ في كُلِّ يَوْمٍ ولَيلَةٍ دَعْوَةً مُستَجابَةً
“Sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta'ala memberi kesempatan bebas dari api neraka di setiap hari dan malam bulan Ramadhan. Dan setiap Muslim memiliki doa yang mustajab di setiap hari dan malamnya.”
لَمَّا نَزَلَتْ: {الَّذِينَ آمَنُوا ولَمْ يَلْبِسُوا إيمانَهُمْ بظُلْمٍ} [الأنعام: 82] شَقَّ ذلكَ علَى أصْحابِ رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، وقالوا: أيُّنا لا يَظْلِمُ نَفْسَهُ؟ فقالَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: ليسَ هو كما تَظُنُّونَ، إنَّما هو كما قالَ لُقْمانُ لاِبْنِهِ: {يا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ باللَّهِ إنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13]
“Ketika turun ayat: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman” (QS. Al An’am: 82). “Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah! Siapa di antara kami yang tidak pernah berbuat zalim pada dirinya sendiri?’ Maka Nabi menjelaskan, ‘Makna ayat [tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman] tidak sebagaimana yang kalian pahami. Namun maksudnya (adalah) kesyirikan. Bukankah kalian mendengar perkataan Luqman kepada anaknya, ‘Sesungguhnya kesyirikan adalah kezaliman terbesar?’” (QS. Luqman: 13)”