عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ لَمَّا تَكَلَّمَ مَعْبَدٌ بِمَا تَكَلَّمَ بِهِ فِي شَأْنِ الْقَدَرِ أَنْكَرْنَا ذَلِكَ قَالَ فَحَجَجْتُ أَنَا وَحُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيُّ حَجَّةً وَسَاقُوا الْحَدِيثَ بِمَعْنَى حَدِيثِ كَهْمَسٍ وَإِسْنَادِهِ وَفِيهِ بَعْضُ زِيَادَةٍ وَنُقْصَانُ أَحْرُفٍ
“Yahya bin Ya'mar berkata: "Ketika Ma'bad mulai berbicara tentang takdir, kami pun mengingkari hal itu. Ketika aku dan Humaid bin 'Abdur-Rahman Al-Himyari pergi untuk Haji ..." redaksi hadits sama dengan hadits sebelumnya secara makna dan sanad. Dengan beberapa tambahan dan pengurangan di dalamnya.”
أنَّ الحارِثَ بنَ هِشامٍ رَضِيَ اللَّهُ عنْه سَأَلَ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فقالَ: يا رَسولَ اللَّهِ، كيفَ يَأْتِيكَ الوَحْيُ؟ فقالَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أحْيانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الجَرَسِ، وهو أشَدُّهُ عَلَيَّ، فيُفْصَمُ عَنِّي وقدْ وعَيْتُ عنْه ما قالَ، وأَحْيانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ المَلَكُ رَجُلًا فيُكَلِّمُنِي فأعِي ما يقولُ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا
“Al Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Rasulullah, bagaimana cara wahyu turun kepadamu?". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjawab: "Terkadang datang kepadaku seperti suara gemerincing lonceng, dan cara ini yang paling berat untukku. Kemudian suara tersebut pun terhenti, sehingga aku bisa memahami apa yang diwahyukan. Dan terkadang datang Malaikat dalam rupa seorang laki-laki, lalu ia berbicara kepadaku. Maka aku pun mengikuti apa yang ia ucapkan". Aisyah berkata: "Sungguh aku pernah melihat turunnya wahyu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari yang sangat dingin, lalu terhenti. Dan aku lihat dahi beliau mengucurkan keringat".”
حقُّ عليٍّ على كُلِّ المُسلمِينَ كحقِّ الوالدِ على الولدِ
“Hak Ali (bin Abi Thalib) yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim, sebagaimana hak orang tua yang harus dipenuhi oleh anaknya”
لبَّى عبدُ اللهِ رضيَ اللهُ عنهُ على الصَّفا ثم قال : يا لسانُ قُلْ خيرًا تغنَمْ اسكُتْ تسلمْ من قبل أن تندَمْ قالوا : يا أبا عبدِ الرَّحمنِ هذا شيءٌ أنت تقولُه أم سمعتَه قال لا بل سمعتُ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ يقول : أكثرُ خطايا ابنِ آدمَ في لسانِه
“Abdullah bin Mas'ud bertalbiyah di bukit Shafa, kemudian mengatakan: Wahai lisan, katakanlah yang baik, maka engkau akan beruntung. Jika tidak maka diamlah, sebelum engkau menyesalinya. Para sahabat bertanya: wahai Abu Abdirrahman, perkataan yang engkau katakan ini adalah ucapanmu atau engkau mendengar dari orang lain? Ibnu Mas'ud berkata: tidak, bahkan aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: sesungguhnya kesalahan yang paling banyak dilakukan manusia adalah pada lisannya”
أُمِرْتُ أنْ أُقاتِلَ النَّاسَ حتَّى يَشْهَدُوا أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وأنَّ مُحَمَّدًا رَسولُ اللهِ، ويُقِيمُوا الصَّلاةَ، ويُؤْتُوا الزَّكاةَ، فإذا فَعَلُوا، عَصَمُوا مِنِّي دِماءَهُمْ، وأَمْوالَهُمْ إلَّا بحَقِّها، وحِسابُهُمْ علَى اللَّهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melakukan hal ini semua, maka terlindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam. Adapun perhitungan dosa mereka diserahkan pada Allah Ta’ala”