كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ: عَنْ حَمَّادٍ قَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ» وَقَالَ: عَنْ عَبْدِ الْوَارِثِ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ قَالَ أَبُو دَاوُدَ: رَوَاهُ شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ: " اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ "، وَقَالَ مَرَّةً: " أَعُوذُ بِاللَّهِ "، وَقَالَ وُهَيْبٌ: " فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ ".
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila hendak masuk kamar mandi (dalam riwayat Hammad) Nabi mengucapkan: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu", (dalam riwayat Abdul Harits) "Aku berlindung kepada Allah dari setan jantan dan setan betina". Abu Dawud mengatakan: Syu'bah meriwayatkan dari Abdul Aziz dengan lafazh: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu". Dalam kesempatan lain dia meriwayatkan dengan lafazh: "Aku berlindung kepada Allah". Dalam riwayat Wuhaib: "Hendaklah dia berlindung kepada Allah".”
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ: عَنْ حَمَّادٍ قَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ» وَقَالَ: عَنْ عَبْدِ الْوَارِثِ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ قَالَ أَبُو دَاوُدَ: رَوَاهُ شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ: " اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ "، وَقَالَ مَرَّةً: " أَعُوذُ بِاللَّهِ "، وَقَالَ وُهَيْبٌ: " فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ ".
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila hendak masuk kamar mandi (dalam riwayat Hammad) Nabi mengucapkan: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu", (dalam riwayat Abdul Harits) "Aku berlindung kepada Allah dari setan jantan dan setan betina". Abu Dawud mengatakan: Syu'bah meriwayatkan dari Abdul Aziz dengan lafazh: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu". Dalam kesempatan lain dia meriwayatkan dengan lafazh: "Aku berlindung kepada Allah". Dalam riwayat Wuhaib: "Hendaklah dia berlindung kepada Allah".”
عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم، بنحو حديثهم
“Dari Yahya bin Ya'mar dari Ibnu Umar, dari Umar radhiallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, sama dengan hadits sebelumnya.”
أنَّه لبَّى على الصَّفا ، ثمَّ قال : يا لِسانُ ! قُلْ خيرًا تغنَمْ ، أو اصمُتْ تسلَمْ من قبلِ أن تندمَ ، قالوا : يا أبا عبدِ الرَّحمنِ ! هذا شيءٌ تقولُه أو سمِعتَه ؟ قال : لا ، بل سمِعتُ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يقولُ : إنَّ أكثرَ خطايا ابنِ آدمَ في لسانِه
“Abdullah bin Mas'ud bertalbiyah di bukit Shafa, kemudian mengatakan: Wahai lisan, katakanlah yang baik, maka engkau akan beruntung. Jika tidak maka diamlah, sebelum engkau menyesalinya. Para sahabat bertanya: wahai Abu Abdirrahman, perkataan yang engkau katakan ini adalah ucapanmu atau engkau mendengar dari orang lain? Ibnu Mas'ud berkata: tidak, bahkan aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: sesungguhnya kesalahan yang paling banyak dilakukan manusia adalah pada lisannya”
إنَّ في الجنةِ نهرًا يقال له : رجبُ ماؤُه أشدُّ بياضًا من اللبنِ وأحلى من العسلِ ، من صام يومًا من رجبَ سقاه اللهُ من ذلك النهرِ
“Sungguh di dalam surga terdapat sebuah sungai yang disebut Rajab. Airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu. Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab, maka Allah akan memberi minum dari air sungai itu”