لا إيمانَ لِمَن لا أمانةَ له ، ولا صلاةَ لِمَن لا طُهُورَ له ، ولا دِينَ لِمَن لا صلاةَ له ، ومَوْضِعُ الصلاةِ من الدِّينِ كمَوْضِعِ الرأسِ من الجَسَدِ
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah. Tidak ada shalat bagi orang yang tidak thaharah. Tidak ada agama bagi orang yang tidak shalat. Kedudukan shalat bagi agama seseorang seperti kedudukan kepala bagi jasad.”
وَيْلٌ لِلنِّسَاءِ مِنَ الْأَحْمَرَيْنِ: الذَّهَبِ وَالْمُعَصْفَرِ
“Kecelakaan bagi wanita karena dua perkara berwarna merah: emas dan pakaian yang dicelup ‘usfur”
لاَ تدخلُ الملائِكةُ بيتًا فيهِ صورةٌ ولاَ كلبٌ ولاَ جنبٌ
“Malaikat tidak masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat gambar makhluk bernyawa, anjing dan orang yang junub”
كفى بالمرءِ إثمًا أن يضَيِّعَ من يَقُوتُ
“Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya”
إن اللهَ كتب على ابنِ آدمَ حظَّه من الزنا ، أدرك ذلك لا محالةَ ، فزنا العينِ النظرُ ، وزنا اللسانِ المنطقُ ، والنفسُ تتمنى وتشتهي ، والفرجُ يصدقُ ذلك كلَّه أو يكذبُه
“sesungguhnya Allah telah menakdirkan bahwa pada setiap anak Adam memiliki bagian dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Zinanya mata adalah penglihatan, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mengingkarinya”