ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin doa kalian dikabulkan. Dan ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang hatinya lalai dan tidak bersungguh-sungguh”
حجَّةٌ قبلَ غزْوَةٍ أفضلُ منْ خمسينَ غزْوَةً ، وغزوَةٌ بعد حجةٍ أفضلُ مِنْ خمسينَ حجَّةً ، ولَمَوْقِفُ ساعَةٍ في سبيلِ اللهِ أفضلُ مِنْ سبعينَ حجَّةً
“Haji sebelum berperang lebih utama dari 50 kali perang. Perang sebelum haji lebih utama dari 50 haji. Sungguh berdiri sebentar saja dalam perang di jalan Allah lebih utama dari 70 kali haji.”
إنَّ ممَّا أدْرَكَ النَّاسُ مِن كَلامِ النُّبُوَّةِ، إذا لَمْ تَسْتَحْيِ فاصْنَعْ ما شِئْتَ
“Sesungguhnya diantara hal yang sudah diketahui manusia yang merupakan perkataan para Nabi adalah perkataan: ‘jika engkau tidak punya malu, lakukanlah sesukamu'”
لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فترةٌ فإنْ كان صاحبُها سادًّا وقاربًا فارجوه وإنْ أُشير إليه بالأصابعِ فلا تعُدُّوه
“Setiap amalan ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa futurnya. Jika orang yang futur tersebut menutup celah (kemaksiatan) dan mendekatkan diri kepada Allah, maka ia masih bisa diharapkan. Namun jika ia menunjuk dengan jari-jarinya (ia mendekati maksiat), maka jangan kalian harapkan lagi ia.”
الإِيمانُ بضْعٌ وسَبْعُونَ، أوْ بضْعٌ وسِتُّونَ، شُعْبَةً، فأفْضَلُها قَوْلُ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأَدْناها إماطَةُ الأذَى عَنِ الطَّرِيقِ، والْحَياءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمانِ
“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang, yang paling utama adalah perkataan laailaha illallah, dan yang terendah adalah menyingkirkan duri dari jalan”