}عَنْ عبدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عنْه، قالَ: لَمَّا نَزَلَتْ: {وَلَمْ يَلْبِسُوا إيمَانَهُمْ بظُلْمٍ} قالَ أصْحَابُهُ: وأَيُّنَا لَمْ يَظْلِمْ؟ فَنَزَلَتْ: {إنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu'anhu, ia berkata: ketika turun ayat "orang-orang yang tidak mencampurkan iman mereka dengan kezaliman" (QS. Al An'am: 82), para sahabat berkata: siapa di antara kami yang tidak pernah zalim? Kemudian turun ayat: "Sesungguhnya kesyirikan adalah kezaliman yang paling besar"”
لا يؤمنُ أحدُكم حتَّى يَكونَ هواهُ تبعًا لمَّا جئتُ بِهِ
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya tunduk kepada ajaran yang aku bawa”
مَن أحبَّ للهِ ، وأبغَضَ للهِ ، وأَعْطَى للهِ ، ومنَعَ للهِ ، فقد استَكْمَلَ الإيمانَ
“Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi harta karena Allah, menahan harta karena Allah, maka telah sempurna imannya”
مَن أحبَّ للهِ ، وأبغَضَ للهِ ، وأَعْطَى للهِ ، ومنَعَ للهِ ، فقد استَكْمَلَ الإيمانَ
“Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi harta karena Allah, menahan harta karena Allah, maka telah sempurna imannya”
مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فلا يُؤْذِي جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أوْ لِيسْكُتْ. وفي روايةٍ: فَلْيُحْسِنْ إلى جارِهِ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah mengganggu tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ucapkanlah yang baik atau diam. Dalam riwayat lain: maka berbuat baiklah pada tetangganya.”