إذا أَحَبَّ اللهُ عبدًا دَعا جبريلَ فقالَ: إنِّي قد أَحْبَبتُ فلانًا فأَحِبَّه، قال: فيُحِبُّه جبريلُ، قال: ثمُّ يُنادي في السَّماءِ: إنَّ اللهَ قد أَحَبَّ فلانًا، فأَحِبُّوه، قال: فيُحِبُّونه، قال: ثمَّ يضَعُ اللهُ له القَبولَ في الأرضِ، فإذا أَبغَضَ فمِثلُ ذلك
“Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril, Allah berfirman: sesungguhnya Aku mencintai si Fulan, maka hendaknya engkau juga mencintainya. Kemudian Jibril pun mencintai si Fulan. Kemudian Jibril berseru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah telah mencintai si Fulan, maka hendaknya kalian mencintai dia. Maka para penduduk langit pun mencintai si Fulan. Kemudian Allah akan menjadikan penduduk bumi menerima si Fulan. Demikian juga yang terjadi jika Allah membenci orang hamba”
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
“Setiap umatku akan diampuni kecuali mujahirin (orang yang berbuat maksiat terang-terangan). Seorang lelaki melakukan suatu maksiat di malam hari. Dan Allah tutup maksiat tersebut dari (orang-orang). Namun besoknya ia berkata: wahai Fulan, tadi malam saya melakukan ini dan itu. Di malam hari, Allah telah menutup aibnya, di pagi hari ia membuka aibnya sendiri yang telah Allah tutup”
لا تَباغَضُوا، ولا تَحاسَدُوا، ولا تَدابَرُوا، وكُونُوا عِبادَ اللَّهِ إخْوانًا، ولا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخاهُ فَوْقَ ثَلاثِ لَيالٍ
“Jangan saling membenci, jangan saling hasad, jangan saling memusuhi, jadi sebagai para hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari 3 hari”
آيَةُ المُنافِقِ ثَلاثٌ: إذا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذا وعَدَ أخْلَفَ، وإذا اؤْتُمِنَ خانَ
“Ciri orang munafik ada tiga: [1] jika ia bicara, ia berdusta, [2] jika ia berjanji, ia ingkar janji, [3] jika ia diberi amanah, ia berkhianat”
أنَّ رَجُلًا قالَ للنبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أوْصِنِي، قالَ: لا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا، قالَ: لا تَغْضَبْ
“Ada seorang yang berkata kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam: berilah aku wasiat (nasehat)! Maka beliau bersabda: "Janganlah engkau marah". Beliau mengulangnya berkali-kali: "Janganlah engkau marah"”