الرَّجُلُ على دِينِ خليلِهِ؛ فلينظُرْ أحَدُكم مَن يخالِلُ
“Keadaan agama seseorang dilihat dari keadaan agama teman dekatnya. Maka hendaklah kalian melihat dengan seksama dengan siapa kalian berteman dekat”
مَنْ أُصيبَ بِمصيبةٍ ، فذَكَر مُصيبتَه ، فأحْدَثَ استِرْجاعًا - وإنْ تقادَم عهدُها - ؛ كتب اللهُ له مِنَ الأجرِ مِثْلَه يومَ أُصيبَ
“Siapa yang pernah tertimpa suatu musibah. Kemudian setelah itu ia teringat musibah tersebut dan ia mengucapkan istirja' (innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un) walaupun sudah lama berlalu, maka Allah akan mencatat pahala baginya semisal yang ia dapatkan ketika mendapat musibah”
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عنْه: {كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ} [آل عمران: 110]، قَالَ: خَيْرَ النَّاسِ لِلنَّاسِ؛ تَأْتُونَ بهِمْ في السَّلَاسِلِ في أعْنَاقِهِمْ حتَّى يَدْخُلُوا في الإسْلَامِ
“Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, tentang ayat (yang artinya) "Kalian adalah sebaik-baik umat yang terlahir pada manusia" (QS. Al Imran: 110). Abu Hurairah berkata: Sebaik-baik manusia untuk manusia adalah orang-orang yang kalian bawa dalam keadaan leher mereka dirantai, namun akhirnya mereka masuk Islam”