ما مِن عبدٍ مسلِمٍ ينفقُ من كلِّ مالٍ لَهُ زوجينِ في سبيلِ اللَّهِ ، إلَّا استَقبلَتهُ حَجَبةُ الجنَّةِ كلُّهم يدعوهُ إلى ما عندَهُ قلتُ: وَكَيفَ ذلِكَ قالَ : إن كانَت إبلًا فبَعيرينِ وإن كانت بقَرًا فبقَرتينِ
“Tidaklah ada seorang Muslim yang berinfaq sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, kecuali penjaga-penjaga pintu surga akan mendatanginya dan mengajaknya untuk masuk melalui pintu yang dijaganya. Saya (Sha'sha'ah) berkata: bagaimana caranya? Abu Dzar berkata: Apabila punya unta maka dengan cara menginfakkan dua unta, apabila punya sapi maka dengan cara menginfakkan dua sapi”
الزَّمانُ قَدِ اسْتَدارَ كَهَيْئَتِهِ يَومَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَواتِ والأرْضَ، السَّنَةُ اثْنا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْها أرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاثَةٌ مُتَوالِياتٌ: ذُو القَعْدَةِ وذُو الحِجَّةِ والمُحَرَّمُ، ورَجَبُ مُضَرَ، الذي بيْنَ جُمادَى وشَعْبانَ
“Waktu telah berputar sebagaimana adanya sekarang sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Dan satu tahun itu dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan saling berturutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Satu lagi adalah bulan Rajab yang terletak antara bulan Jumada (Tsani) dan Sya’ban”
كَيْفَ أَنْعَمُ وَقَدِ التَقَمَ صَاحِبُ القَرْنِ القَرْنَ وَحَنَى جَبْهَتَهُ وَأَصْغَى سَمْعَهُ يَنْتَظِرُ أَنْ يُؤْمَرَ أَنْ يَنْفُخَ فَيَنْفُخَ قالَ المسلمونَ: فَكَيفَ نقولُ يا رسولَ اللَّهِ؟ قالَ: قولوا حَسبُنا اللَّهُ ونعمَ الوَكيلُ توَكَّلنا على اللَّهِ ربِّنا وربَّما قالَ سفيانُ: على اللَّهِ توَكَّلنا
“Bagaimana bisa aku bersenang-senang? Sementara Malaikat peniup sangkakala telah meletakan sangkakala di mulutnya, dan ia pun sudah mendongak, serta memasang pendengarannya baik-baik menunggu izin untuk meniupnya. Kapan pun dia diperintahkan untuk meniup, dia pun akan meniupnya". Para sahabat berkata: "apa yang perlu kami ucapkan wahai Rasulullah?". Nabi bersabda: "ucapkanlah /hasbunallah wa ni'mal wakil, 'tawakkalna 'alallahi rabbana/ Sufyan berkata: mungkin beliau mengucapkan /'alallahi tawakkalna/”
كَيْفَ أَنْعَمُ وَقَدِ التَقَمَ صَاحِبُ القَرْنِ القَرْنَ وَحَنَى جَبْهَتَهُ وَأَصْغَى سَمْعَهُ يَنْتَظِرُ أَنْ يُؤْمَرَ أَنْ يَنْفُخَ فَيَنْفُخَ قالَ المسلمونَ: فَكَيفَ نقولُ يا رسولَ اللَّهِ؟ قالَ: قولوا حَسبُنا اللَّهُ ونعمَ الوَكيلُ توَكَّلنا على اللَّهِ ربِّنا وربَّما قالَ سفيانُ: على اللَّهِ توَكَّلنا
“Bagaimana bisa aku bersenang-senang? Sementara Malaikat peniup sangkakala telah meletakan sangkakala di mulutnya, dan ia pun sudah mendongak, serta memasang pendengarannya baik-baik menunggu izin untuk meniupnya. Kapan pun dia diperintahkan untuk meniup, dia pun akan meniupnya". Para sahabat berkata: "apa yang perlu kami ucapkan wahai Rasulullah?". Nabi bersabda: "ucapkanlah /hasbunallah wa ni'mal wakil, 'tawakkalna 'alallahi rabbana/ Sufyan berkata: mungkin beliau mengucapkan /'alallahi tawakkalna/”
إنَّ أهْلَ الجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أهْلَ الغُرَفِ مِن فَوْقِهِمْ، كما يَتَرَاءَوْنَ الكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الغَابِرَ في الأُفُقِ، مِنَ المَشْرِقِ أوِ المَغْرِبِ، لِتَفَاضُلِ ما بيْنَهُمْ قالوا يا رَسولَ اللَّهِ تِلكَ مَنَازِلُ الأنْبِيَاءِ لا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ، قالَ: بَلَى والذي نَفْسِي بيَدِهِ، رِجَالٌ آمَنُوا باللَّهِ وصَدَّقُوا المُرْسَلِينَ
“Sesungguhnya penduduk surga, bisa saling melihat dengan ahlul ghurfah (penduduk surga yang tinggi tingkatannya). Sebagaimana mereka melihat bintang yang terang di langit, yang memancarkan cahaya di ufuk dari timur ke barat. Karena mereka penduduk surga itu bertingkat-tingkat. Para sahabat bertanya: “wahai Rasulullah, apakah tingkatan yang tinggi itu adalah tempatnya para Nabi dan tidak bisa digapai oleh selain mereka?”. Rasulullah menjawab: “(tidak demikian), bahkan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, itu adalah tempatnya orang-orang yang beriman (dengan benar) kepada Allah dan membenarkan ajaran para Rasul”.”