كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ، قَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ " قَالَ شُعْبَةُ: وَقَدْ قَالَ مَرَّةً أُخْرَى: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الْخُبْثِ وَالْخَبِيثِ - أَوِ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ -
“Biasanya Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam jika masuk kamar mandi beliau berdoa: allahumma inni audzubika [aku minta perlindungan-Mu] (Syu'bah berkata: terkadang Nabi berkata: audzubilah [aku minta perlindungan Allah]) minal khubtsi wal khabitsi [dari keburukan dan maksiat] (atau terkadang: minal khubutsi wal khabaitsi [dari setan laki-laki dan setan perempuan]).”
مَن أتى كاهنًا أو عرَّافًا فصَدَّقَه بما يقولُ فقد كفرَ بما أنزِلَ على محمَّدٍ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau mendatangi tukang ramal, kemudian ia membenarkannya, maka ia telah kufur pada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam”
إنَّ اليمينَ على الْمُدَّعَى عليه ولو أُعطِيَ الناسُ بدعواهم لادَّعَى أناسٌ أموالَ الناسِ ودماءَهم
“Bukti adalah kewajiban penuduh. Andaikan semua tuduhan manusia diterima, maka mereka akan mengambil harta orang lain dan menumpahkan darah orang lain.”
إنَّ اليمينَ على الْمُدَّعَى عليه ولو أُعطِيَ الناسُ بدعواهم لادَّعَى أناسٌ أموالَ الناسِ ودماءَهم
“Bukti adalah kewajiban penuduh. Andaikan semua tuduhan manusia diterima, maka mereka akan mengambil harta orang lain dan menumpahkan darah orang lain.”