جَلَدَ عِيَاضُ بْنُ غَنْمٍ صَاحِبَ دَارَا حِينَ فُتِحَتْ، فَأَغْلَظَ لَهُ هِشَامُ بْنُ حَكِيمٍ الْقَوْلَ حَتَّى غَضِبَ عِيَاضٌ، ثُمَّ مَكَثَ لَيَالِيَ، فَأَتَاهُ هِشَامُ بْنُ حَكِيمٍ فَاعْتَذَرَ إِلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ هِشَامٌ لِعِيَاضٍ: أَلَمْ تَسْمَعِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ §مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا، أَشَدَّهُمْ عَذَابًا فِي الدُّنْيَا لِلنَّاسِ» ؟ فَقَالَ عِيَاضُ بْنُ غَنْمٍ: يَا هِشَامُ بْنَ حَكِيمٍ، قَدْ سَمِعْنَا مَا سَمِعْتَ، وَرَأَيْنَا مَا رَأَيْتَ، أَوَلَمْ تَسْمَعْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ
“Iyadh bin Ghanam mencambuk orang Daraya ketika negeri tersebut dikuasai. Maka Hisyam bin Hakim mengkritik perbuatan Iyadh bin Ghanam tersebut, hingga membuat Iyadh marah. Lalu Iyadh tinggal beberapa malam di Daraya. Kemudian Hisyam bin Hakim mendatangi Iyadh dan memberikan alasan mengapa ia mengkritiknya. Hisyam berkata kepada Iyadh: “tidakkah engkau mendengar sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya adalah yang paling keras hukumannya kepada sesama manusia di dunia”. Maka Iyadh bin Ghanam pun berkata kepada Hisyam bin Hakim: “Aku sudah mendengar apa yang engkau dengar. Dan aku sudah melihat apa yang engkau lihat. Tidakkah engkau pernah mendengar sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: “Barangsiapa ingin menasehati penguasa dengan sesuatu hal, maka janganlah tampakkan nasehat tersebut secara terang-terangan. Namun ambillah tangannya dan bicaralah empat mata dengannya. Jika nasehat diterima, itulah yang diharapkan. Jika tidak diterima, engkau telah menunaikan apa yang dituntut darimu”.”
مَن سَمِعَ النِّداءَ فلَم يأتِ فلا صَلاةَ لَه إلَّا مِن عُذرٍ
“Barangsiapa yang mendengar adzan, namun tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya, kecuali ada udzur”
إنَّ أَشَدَّ الناسِ نَدامةً يومَ القيامةِ رجلٌ باع آخِرَتَه بدنيا غيرِه
“Sesungguhnya orang yang paling keras adzabnya di hari Kiamat adalah orang yang menjual agamanya demi urusan dunia orang lain”
الريحُ مِن روحِ اللهِ. قال سَلَمَةُ : فروح ُاللهِ تأتي بالرحمةِ ، وتأتي بالعذابِ ، فإذا رأيتموها فلا تَسُبُّوها ، وسلوا اللهَ خيرَها ، واستعيذوا باللهِ مِن شرِّها
“Angin adalah di antara bentuk karunia dari Allah. Salamah berkata: terkadang ia datang dengan rahmah, terkadang ia datang dengan adzab. Maka janganlah mencelanya. Mintalah kepada Allah agar mendapatkan kebaikan dari angin, dan mintalah perlindungan kepada Allah dari keburukan angin”
لَو يعلمُ النَّاسُ ما في النِّداءِ والصَّفِّ الأوَّلِ ، ثمَّ لَم يجدوا إلَّا أن يستَهِموا عليهِ لاستَهَموا عليهِ ، ولَو يعلمونَ ما في التَّهجيرِ لاستبَقوا إليهِ ولَو يعلمونَ ما في العَتمةِ والصُّبحِ لأتَوهما ولَو حبوًا
“Seandainya manusia mengetahui keutamaan yang ada pada adzan dan shaf pertama, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan mengundi, pastilah mereka akan mengundinya. Andai mereka mengetahui keutamaan tahjir (berangkat lebih awal ke masjid), maka mereka akan berlomba-lomba menjadi lebih awal. Andai mereka mengetahui keutamaan shalat 'atamah (Isya) dan shalat subuh, sungguh mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak”