إنَّ الرَّجلَ ليصلِّي ستِّينَ سنةً ولا يقبلُ اللَّهُ لَهُ صلاةً لعلَّهُ يتمُّ الرُّكوعَ ، ولا يتمُّ السُّجودَ
“Ada seseorang yang shalat selama 60 tahun, Allah tidak menerima shalatnya sama sekali. Bisa jadi karena ia menyempurnakan rukuknya namun tidak menyempurnakan sujudnya”
اطلُبُوا العِلْمَ ولَوْ بالصينِ ، فإِنَّ طلَبَ العِلْمِ فريضةٌ على كُلِّ مسلِمٍ
“Tuntutlah ilmu walaupun ke negeri Cina. Karena menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim”
سُئِلَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عن أشْيَاءَ كَرِهَهَا، فَلَمَّا أُكْثِرَ عليه غَضِبَ، ثُمَّ قَالَ لِلنَّاسِ: سَلُونِي عَمَّا شِئْتُمْ قَالَ رَجُلٌ: مَن أبِي؟ قَالَ: أبُوكَ حُذَافَةُ فَقَامَ آخَرُ فَقَالَ: مَن أبِي يا رَسولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: أبُوكَ سَالِمٌ مَوْلَى شيبَةَ فَلَمَّا رَأَى عُمَرُ ما في وجْهِهِ قَالَ: يا رَسولَ اللَّهِ، إنَّا نَتُوبُ إلى اللَّهِ عزَّ وجلَّ
“Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam ditanya mengenai dengan pertanyaan-pertanyaan yang beliau tidak sukai. Ketika terlalu banyak pertanyaan yang seperti itu, beliau pun marah. Kemudian berkata kepada orang-orang: "Silakan tanyakan kepadaku semau kalian!". Lalu seorang lelaki bertanya: "Siapa bapak saya?". Nabi pun menjawab: "Bapakmu adalah Hudzafah"" Seorang lelaki yang lain bertanya lagi: "Siapa bapakku wahai Rasulullah?". Nabi pun menjawab: "Bapakmu adalah Salim, pembantu dari Syaibah"". Ketika Umar melihat raut wajah Nabi, Umar berkata: "wahai Rasulullah, kami semua bertaubat kepada Allah 'azza wa jalla”
أنَّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خَرَجَ، فَقَامَ عبدُ اللَّهِ بنُ حُذَافَةَ فَقَالَ: مَن أبِي؟ فَقَالَ: أبُوكَ حُذَافَةُ ثُمَّ أكْثَرَ أنْ يَقُولَ: سَلُونِي فَبَرَكَ عُمَرُ علَى رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ: رَضِينَا باللَّهِ رَبًّا وبالإسْلَامِ دِينًا وبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ نَبِيًّا فَسَكَتَ
“Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam keluar dari rumahnya, lalu berdirilah Abdullah bin Hudzafah dan ia berkata: "Siapa bapak saya?". Nabi pun menjawab: "Bapakmu adalah Hudzafah". Kemudian semakin banyak pertanyaan-pertanyaan yang demikian sampai Nabi berkata: "Silakan tanyakan kepadaku semau kalian". Maka Umar pun bersimpuh di atas lututnya, kemudian berkata: "Kami ridha Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam sebagai Nabi kami". Maka orang-orang pun diam”
مَنِ اتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ، إيمَانًا واحْتِسَابًا، وكانَ معهُ حتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا ويَفْرُغَ مِن دَفْنِهَا، فإنَّه يَرْجِعُ مِنَ الأجْرِ بقِيرَاطَيْنِ، كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ، ومَن صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أنْ تُدْفَنَ، فإنَّه يَرْجِعُ بقِيرَاطٍ
“Siapa yang mengantarkan jenazah seorang Muslim, karena iman dan mencari pahala, dan ia bersama mayit mulai dari menyalatkannya sampai ia dimakamkan. Maka ia pulang dengan membawa pahala dua qirath. Satu qirath sama semisal dengan guhung Uhud. Siapa yang sekedar menyalatkan jenazah kemudian dia langsung pulang sebelum mayit dimakamkan, ia pulang dengan membawa pahala satu qirath”