أشدُّ النَّاسِ عذَابًا يومَ القيامَةِ، رجُلٌ قتلَه نَبِيٌّ أو قَتلَ نبيًّا، وإمامُ ضلالةٍ ومُمثِّلٌ منَ الممثِّلينَ
“Orang yang paling keras adzabnya di hari Kiamat adalah orang yang dibunuh oleh seorang Nabi atau orang yang membunuh seorang Nabi. Demikian juga seorang pemimpin yang sesat dan orang-orang mengubah-ubah ciptaan Allah”
مَن أَحَبَّ أن تَسُرَّه صحيفتُه ، فَلْيُكْثِرْ فيها من الاستغفارِ
“Barangsiapa yang ingin berbahagia ketika melihat lembaran catatan amalnya, maka perbanyaklah istighfar”
مَنْ أُصيبَ بِمُصيبَةٍ ، فذَكَرَ مُصيبَتَهُ ، فأحدَثَ استرْجاعًا وإِنْ تقادَمَ عهدُها ، كتَبَ اللهُ لَهُ مِنَ الأجْرِ مثلَهُ يومَ أُصِيبَ
“Siapa yang pernah tertimpa suatu musibah. Kemudian setelah itu ia teringat musibah tersebut dan ia mengucapkan istirja' (innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un) walaupun sudah lama berlalu, maka Allah akan mencatat pahala baginya semisal yang ia dapatkan ketika mendapat musibah”
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلاَةً أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ
“Biasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika setelah selesai salat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami”
أنَّ رجلا شكا إلى رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ قسوةَ قلبِه فقال له إنْ أردتَ تَليينَ قلبِكَ فأطعمِ المسكينَ وامسحْ رأسَ اليتيمِ
“Ada seorang yang mengeluhkan kerasnya hatinya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda kepada orang tersebut: "Jika engkau ingin melembutkan hatimu, berilah makanan pada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim"”