جاء جِبْريلُ إلى النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فقال يا مُحمَّدُ عِشْ ما شِئْتَ فإنَّكَ ميِّتٌ واعمَلْ ما شِئْتَ فإنَّك مَجزيٌّ به وأحبِبْ مَن شِئْتَ فإنَّكَ مُفارِقُه واعلَمْ أنَّ شرَفَ المُؤمِنِ قيامُ اللَّيلِ وعِزَّه استغناؤُه عنِ النَّاسِ
“Malaikat Jibril datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, kemudian ia berkata: Wahai Muhammad, hiduplah semaumu karena engkau akan menjadi mayit. Beramallah semaumu, karena semuanya akan dibalas. Dan cintailah orang semaumu, karena engkau akan meninggalkannya. Dan ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin didapatkan dengan: shalat malam, menjaga izzah (kehormatan), dan tidak minta-minta kepada orang lain”
إنَّ من شرارِ الناسِ من تُدركُه الساعةُ وهم أحياءٌ ، ومن يتَّخِذِ القبورَ مساجدَ
“Seburuk-buruk manusia adalah yang mendapati hari Kiamat dalam keadaan masih hidup dan orang yang membangun tempat ibadah di kuburan”
أشدُّ النَّاسِ عذَابًا يومَ القيامَةِ، رجُلٌ قتلَه نَبِيٌّ أو قَتلَ نبيًّا، وإمامُ ضلالةٍ ومُمثِّلٌ منَ الممثِّلينَ
“Orang yang paling keras adzabnya di hari Kiamat adalah orang yang dibunuh oleh seorang Nabi atau orang yang membunuh seorang Nabi. Demikian juga seorang pemimpin yang sesat dan orang-orang mengubah-ubah ciptaan Allah”
مَن أَحَبَّ أن تَسُرَّه صحيفتُه ، فَلْيُكْثِرْ فيها من الاستغفارِ
“Barangsiapa yang ingin berbahagia ketika melihat lembaran catatan amalnya, maka perbanyaklah istighfar”
مَنْ أُصيبَ بِمُصيبَةٍ ، فذَكَرَ مُصيبَتَهُ ، فأحدَثَ استرْجاعًا وإِنْ تقادَمَ عهدُها ، كتَبَ اللهُ لَهُ مِنَ الأجْرِ مثلَهُ يومَ أُصِيبَ
“Siapa yang pernah tertimpa suatu musibah. Kemudian setelah itu ia teringat musibah tersebut dan ia mengucapkan istirja' (innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un) walaupun sudah lama berlalu, maka Allah akan mencatat pahala baginya semisal yang ia dapatkan ketika mendapat musibah”