اجعلْ بين أذانِك وإقامتِك نفَسًا ، قدرَ ما يقضي المعتصِرُ حاجتَه في مهَلٍ ، وقدْرَ ما يُفرِغُ الآكِلُ من طعامِه في مهَلٍ
“jadikanlah antara adzanmu dan iqamatmu jeda sejenak, yaitu sekadar waktu orang yang sedang ada kebutuhan menyelesaikan kebutuhannya dengan tenang, dan sekadar waktu orang yang sedang makan menyelesaikan makannya dengan tenang”
أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فِي الطَّعَامِ إِذَا قُرِّبَ إِلَيْهِ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ»
“Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam ketika hendak makan dan hidangan didekatkan kepada beliau, beliau berdoa: /Alloohumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa waqinaa ‘adzaabannaar/ (Ya Allah berkahilah makanan yang telah engkau karuniakan kepada kami, dan jauhkanlah kami dari api neraka). Bismillah”
ليكونَنَّ في أُمَّتي أقوامٌ يستحلونَ الحريرَ والخمرَ والمعازِفَ
“Akan ada dari umatku yang menghalalkan sutera, khamr dan alat musik”
الإِيمَانُ بضْعٌ وسِتُّونَ شُعْبَةً، والحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمَانِ
“Iman itu ada enam puluh sekian cabang. Dan malu adalah salah satu cabang dari iman”