قُلتُ: يا رَسولَ اللَّهِ، مَن أسْعَدُ النَّاسِ بشَفَاعَتِكَ يَومَ القِيَامَةِ؟ فَقَالَ: لقَدْ ظَنَنْتُ، يا أبَا هُرَيْرَةَ، أنْ لا يَسْأَلَنِي عن هذا الحَديثِ أحَدٌ أوَّلُ مِنْكَ، لِما رَأَيْتُ مِن حِرْصِكَ علَى الحَديثِ، أسْعَدُ النَّاسِ بشَفَاعَتي يَومَ القِيَامَةِ مَن قَالَ: لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، خَالِصًا مِن قِبَلِ نَفْسِهِ
“Aku (Abu Hurairah) mengatakan: wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berbahagia karena mendapatkan syafa'atmu di hari kiamat? Nabi menjawab: sungguh aku sudah mengira wahai Abu Hurairah bahwa engkaulah orang pertama yang akan menanyakannya, karena aku melihat bertapa besar semangatmu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia karena mendapatkan syafa'atku di hari kiamat at adalah orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah jujur dari hatinya”
رُصُّوا صُفُوفَكُمْ ، وَقَارِبُوا بَيْنَهَا ، وَحَاذُوا بِالأعْنَاقِ؛ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إنِّي لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ ، كَأَنَّهَا الحَذَفُ
“Rapatkanlah shaf-shaf kalian! Dekatkanlah di antara shaf-shaf tersebut! Sejajarkan leher-leher. Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku benar-benar melihat setan masuk dari celah shaf, seakan-akan setan itu anak-anak kambing”
رُصُّوا صُفُوفَكُمْ ، وَقَارِبُوا بَيْنَهَا ، وَحَاذُوا بِالأعْنَاقِ؛ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إنِّي لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ ، كَأَنَّهَا الحَذَفُ
“Rapatkanlah shaf-shaf kalian! Dekatkanlah di antara shaf-shaf tersebut! Sejajarkan leher-leher. Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku benar-benar melihat setan masuk dari celah shaf, seakan-akan setan itu anak-anak kambing”
لا يَرجِعُ في هِبتِه إلَّا الوالدُ مِن وَلدِه، والعائدُ في هِبتِه كالعائدِ في قَيئِه
“Tidak boleh seseorang meminta agar hibah yang ia berikan dikembalikan. Kecuali hibah dari orang tua kepada anaknya. Orang yang meminta hibahnya dikembalikan, seperti binatang yang menjilat muntahnya”
لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فَترةٌ فمَن كانَت فترتُهُ إلى سنَّتي فقد اهتَدى ومَن كانَت فترتُهُ إلى غيرِ ذلكَ فقَد هلَكَ
“Setiap amalan ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa futurnya. Barangsiapa yang futurnya di atas sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk. Barangsiapa yang futurnya bukan di atas sunnahku, maka ia akan binasa”