مَن صُنِعَ إليهِ معروفٌ فقالَ لفاعلِهِ : جزاكَ اللَّهُ خيرًا فقد أبلغَ في الثَّناءِ
“Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan, ‘Jazaakallahu khair’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupinya dalam menyatakan rasa syukurnya”
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Sesungguhnya setiap penyakit terdapat obatnya. Orang yang mendapatkan obat tersebut maka ia akan sembuh dengan izin Allah 'azza wa jalla”
الطَّاعُونُ رِجْزٌ، أَوْ عَذَابٌ أُرْسِلَ علَى بَنِي إسْرَائِيلَ، أَوْ علَى مَن كانَ قَبْلَكُمْ، فَإِذَا سَمِعْتُمْ به بأَرْضٍ، فلا تَقْدَمُوا عليه، وإذَا وَقَعَ بأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بهَا، فلا تَخْرُجُوا فِرَارًا منه. وقالَ أَبُو النَّضْرِ: لا يُخْرِجُكُمْ إلَّا فِرَارٌ منه
“Tha'un (wabah kolera) adalah semacam azab (siksaan) yang diturunkan Allah kepada Bani Israil atau kepada umat yang sebelum kamu. Maka apabila kamu mendengar penyakit tha'un berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu datang ke negeri itu. Dan apabila penyakit itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu untuk melarikan diri dari padanya'”
أتاني جبريلُ عليه السلامُ فقال يا محمدُ إنَّ اللهَ عزَّ وجلَّ يقرأُ عليك السلامَ ويقولُ وعزَّتي وجلالي لا أُعذِّبُ أحدًا يُسمى باسْمِك يا محمدُ بالنارِ
“Malaikat Jibril 'alaihissalam mendatangiku, kemudian ia berkata: wahai Muhammad, sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla mengirim salam untukmu dan Allah berfirman: Demi Kemuliaan-Ku dan Keagungan-Ku, Aku tidak akan mengadzab di neraka siapapun yang menggunakan namamu sebagai namanya wahai Muhammad”
ما خُيِّرَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ بيْنَ أَمْرَيْنِ، إلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا، ما لَمْ يَكُنْ إثْمًا، فإنْ كانَ إثْمًا، كانَ أَبْعَدَ النَّاسِ منه، وَما انْتَقَمَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ لِنَفْسِهِ، إلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Tidaklah Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam ketika memilih antara dua perkara, dan salah satunya lebih mudah, kecuali beliau pasti memilih yang lebih mudah. Selama bukan perkara dosa. Jika perbuatan tersebut adalah perbuatan dosa, beliau adalah orang yang paling menjauhkan diri darinya. Dan tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah terhadap suatu perkara untuk kepentingan dirinya sama sekali, melainkan bila beliau melihat larangan Allah 'Azza wa Jalla dilanggar.”