كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ، قَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ " قَالَ شُعْبَةُ: وَقَدْ قَالَ مَرَّةً أُخْرَى: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الْخُبْثِ وَالْخَبِيثِ - أَوِ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ -
“Biasanya Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam jika masuk kamar mandi beliau berdoa: allahumma inni audzubika [aku minta perlindungan-Mu] (Syu'bah berkata: terkadang Nabi berkata: audzubilah [aku minta perlindungan Allah]) minal khubtsi wal khabitsi [dari keburukan dan maksiat] (atau terkadang: minal khubutsi wal khabaitsi [dari setan laki-laki dan setan perempuan]).”
جاءَ جبريلُ عليهِ السَّلامُ إلى النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ، فقالَ: يا محمَّدُ، عِش ما شِئتَ فإنَّكَ ميِّتٌ، وأحبِب مَن أحببتَ فإنَّكَ مُفارقُهُ، واعمَل ما شئتَ فإنَّكَ مجزئ بِهِ، ثمَّ قالَ: يا مُحمَّدُ شَرفُ المؤمِنِ قيامُ اللَّيلِ وعزُّهُ استِغناؤُهُ عنِ النَّاسِ
“Malaikat Jibril datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, kemudian ia berkata: Wahai Muhammad, hiduplah semaumu karena engkau akan menjadi mayit. Dan cintailah orang semaumu, karena engkau akan meninggalkannya. Beramallah semaumu, karena semuanya akan dibalas. Kemudian Jibril berkata: Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mukmin didapatkan dengan shalat malam, menjaga izzah (kehormatan), dan tidak minta-minta kepada orang lain”
أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلمَ سُئل أيُّ الشرابِ أطيبُ قال : الحلوُ الباردُ
“Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam ditanya tentang minuman yang paling baik. Beliau bersabda: yang manis dan dingin”
كُنْتُ آتي مع سَلَمَةَ بنِ الأكْوَعِ فيُصَلِّي عِنْدَ الأُسْطُوَانَةِ الَّتي عِنْدَ المُصْحَفِ، فَقُلتُ: يا أبَا مُسْلِمٍ، أرَاكَ تَتَحَرَّى الصَّلَاةَ عِنْدَ هذِه الأُسْطُوَانَةِ، قَالَ: فإنِّي رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَتَحَرَّى الصَّلَاةَ عِنْدَهَا
“Aku (Yazid bin Abi Ubaid) pernah bersama Salamah bin Al Akwa’, lalu ia shalat di sisi (di belakang) tiang yang ada di Al Mushaf. Aku bertanya: ‘Wahai Abu Muslim, aku melihat engkau shalat di belakang tiang ini, mengapa?’. Ia berkata: ‘aku pernah melihat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memilih untuk shalat di belakangnya”