ما من مسلمٍ يدعو بدعوةٍ ليس فيها إثمٌ ولا قطيعةُ رحمٍ إلَّا أعطاه اللهُ إحدَى ثلاثٍ : إمَّا يعجِّلُ له دعوتَه ، وإمَّا أن يدَّخِرَها له في الآخرةِ ، وإمَّا أن يدفعَ عنه من السُّوءِ مثلَها
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah yang tidak mengandung dosa dan memutus silaturahmi, melainkan pasti Allah akan beri padanya salah satu dari tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan sesuai dengan doanya, [2] Allah akan menyimpan pengabulannya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan dirinya dari kejelekan yang semisal (dengan permintaannya)”
اقرءُوا القرآنَ من البقرةِ إلى سورةِ الناسِ ولا تقرءُوهُ من سورةِ الناسِ إلى البقرةِ
“Bacalah Al Qur'an dari surat Al Baqarah sampai surat An Nas. Jangan membacanya dari surat An Nas sampai surat Al Baqarah”
يأتي على الناسِ زمانٌ المُتمسِّكُ فيه بسُنَّتي عند اختلافِ أُمَّتي كالقابضِ على الجَمرِ
“Akan datang kepada manusia, suatu masa yang berpegang teguh dalam menjalankan agama ketika manusia berselisih ketika itu, seperti menggenggam bara api”
لبَّى عبدُ اللهِ رضيَ اللهُ عنهُ على الصَّفا ثم قال : يا لسانُ قُلْ خيرًا تغنَمْ اسكُتْ تسلمْ من قبل أن تندَمْ قالوا : يا أبا عبدِ الرَّحمنِ هذا شيءٌ أنت تقولُه أم سمعتَه قال لا بل سمعتُ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ يقول : أكثرُ خطايا ابنِ آدمَ في لسانِه
“Abdullah bin Mas'ud bertalbiyah di bukit Shafa, kemudian mengatakan: Wahai lisan, katakanlah yang baik, maka engkau akan beruntung. Jika tidak maka diamlah, sebelum engkau menyesalinya. Para sahabat bertanya: wahai Abu Abdirrahman, perkataan yang engkau katakan ini adalah ucapanmu atau engkau mendengar dari orang lain? Ibnu Mas'ud berkata: tidak, bahkan aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: sesungguhnya kesalahan yang paling banyak dilakukan manusia adalah pada lisannya”