ما ذئبانِ جائعانِ أُرسلا في غنمٍ، بأفسدَ لها من حرصِ المرءِ على المالِ والشرفِ، لدِينه
“Dua ekor serigala yang dilepas kepada seekor kambing, itu tidak lebih merusak daripada ambisi manusia terhadap harta dan kedudukan, yang itu akan merusak agamanya”
الرَّجُلُ على دِينِ خليلِهِ؛ فلينظُرْ أحَدُكم مَن يخالِلُ
“Keadaan agama seseorang dilihat dari keadaan agama teman dekatnya. Maka hendaklah kalian melihat dengan seksama dengan siapa kalian berteman dekat”
الرَّجُلُ على دِينِ خليلِهِ؛ فلينظُرْ أحَدُكم مَن يخالِلُ
“Keadaan agama seseorang dilihat dari keadaan agama teman dekatnya. Maka hendaklah kalian melihat dengan seksama dengan siapa kalian berteman dekat”
لا تُصاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا ، ولا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ
“Janganlah engkau berteman kecuali dengan orang yang beriman, dan jangan makqn makananmu kecuali orang yang bertakwa”
يا رسولَ اللهِ أيُّ النَّاسِ أشدُّ بلاءً قالَ الأَنبياءُ ثمَّ الأَمثلُ فالأَمثلُ يُبتلَى الرَّجلُ علَى حسَبِ دينِهِ ، فإن كانَ في دينِهِ صلبًا اشتدَّ بلاؤُهُ ، وإن كانَ في دينِهِ رقَّةٌ ابتليَ علَى قدرِ دينِهِ ، فما يبرحُ البلاءُ بالعبدِ حتَّى يترُكَهُ يمشي علَى الأرضِ وما علَيهِ خطيئةٌ
“Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling berat cobaannya?”. Beliau menjawab: “para Nabi, kemudian yang semisal mereka (pengikut para Nabi), kemudian yang semisal mereka (orang yang meneladani pengikut para Nabi). Seseorang diberi cobaan tergantung pada keadaan agamanya. Jika teguh agamanya, maka cobaannya semakin berat. Jika goyah agamanya, maka cobaannya sesuai dengan kadar agamanya. Maka cobaan terus menimpa hamba (yang shalih) sampai ia berjalan di muka bumi tanpa memiliki dosa lagi”