من مات وعليه دَينٌ ، فليس ثم دينارٌ ولا درهمٌ ، ولكنها الحسناتُ والسيئاتُ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih punya hutang, maka kelak (di hari kiamat) tidak ada dinar dan dirham untuk melunasinya. Namun yang ada hanyalah kebaikan atau keburukan (untuk melunasinya)”
لا تُخِيفوا أنفُسَكم بعْدَ أَمْنِها. قالوا: وما ذاكَ يا رسولَ اللهِ؟ قال: الدَّيْنُ
“Jangan kalian meneror diri kalian sendiri padahal sebelumnya kalian dalam keadaan aman". Para sahabat bertanya: "apakah itu wahai Rasulullah?". Rasulullah menjawab: "itulah hutang!"”
كَمَلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ غَيْرُ مَرْيَمَ بنْتِ عِمْرَانَ، وَآسِيَةَ امْرَأَةِ فِرْعَوْنَ، وإنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ علَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ علَى سَائِرِ الطَّعَامِ
“Lelaki yang kemuliaannya sempurna itu banyak, dan tidak ada wanita yang kemuliaannya sempurna kecuali: Asiyah istri Fir'aun, Maryam bintu Imran. Dan keutamaan Aisyah dibanding para wanita sebagaimana keutamaan tsarid (roti gandum berkualitas) dibandingkan dengan seluruh makanan”
إِنَّ لكلِّ نبيِّ حوضًا وإِنَّهم يتباهَوْنَ أيُّهم أكثرُ واردَةً ، وإِنَّي أرجو أنْ أكونَ أكثرَهم واردَةً
“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki haudh (telaga), dan akan mereka membanggakan diri dengan banyaknya orang yang minum darinya. Dan aku berharap telagaku lah yang paling banyak peminumnya”