حَدَّثَنَا رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهو الصَّادِقُ المَصْدُوقُ، قالَ: إنَّ أحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ في بَطْنِ أُمِّهِ أرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذلكَ، ثُمَّ يَكونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذلكَ، ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فيُؤْمَرُ بأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، ويُقَالُ له: اكْتُبْ عَمَلَهُ، ورِزْقَهُ، وأَجَلَهُ، وشَقِيٌّ أوْ سَعِيدٌ، ثُمَّ يُنْفَخُ فيه الرُّوحُ، فإنَّ الرَّجُلَ مِنكُم لَيَعْمَلُ حتَّى ما يَكونُ بيْنَهُ وبيْنَ الجَنَّةِ إلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عليه ك
“Sesungguhnya kalian telah diciptakan di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang dari kalian akan ada yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan surga kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan takdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka dan ada juga seseorang yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan takdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga”
أنَّ امْرَأَةً قالَتْ لِعائِشَةَ: أتَجْزِي إحْدانا صَلاتَها إذا طَهُرَتْ؟ فقالَتْ: أحَرُورِيَّةٌ أنْتِ؟ كُنَّا نَحِيضُ مع النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فلا يَأْمُرُنا به أوْ قالَتْ: فلا نَفْعَلُهُ
“Datang seorang wanita lalu bertanya kepada 'Aisyah: Apakah kami perlu mengganti shalat kami ketika sudah suci?” ‘Aisyah menjawab, “Apakah engkau seorang wanita Haruriyah (Khawarij)? Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi shallallahu‘alaihi wasallam, namun beliau tidak memerintahkan kami untuk menggantinya. Atau 'Aisyah mengatakan: kami tidak pernah melakukannya”
اثنتانِ يكرهُهُما ابنُ آدمَ :الموتُ ؛ والموتُ خيرٌ مِن الفِتنةِ ، ويكرَه قِلَّةَ المالِ ؛ وقِلَّةُ المالِ أقلُّ للحِسابِ
“Ada dua perkara yang dibenci oleh manusia: [1] maut, padahal maut lebih baik dari pada terkena fitnah (kesesatan; kesyirikan) [2] manusia juga membenci sedikitnya harta, padahal sedikitnya harta itu memperingan hisab”
مَن أنْفَقَ زَوْجَيْنِ في سَبيلِ اللَّهِ، دَعَتْهُ خَزَنَةُ الجَنَّةِ، أيْ فُلُ هَلُمَّ فَقالَ أبو بَكْرٍ: ذَاكَ الذي لا تَوَى عليه، قالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أرْجُو أنْ تَكُونَ منهمْ
“Siapa yang berinfaq sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil oleh penjaga-penjaga pintu surga: "wahai Fulan masuklah!" Abu Bakar mengatakan: "Adakah orang yang tidak luput dari semua pintu surga tersebut?”. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, “Aku berharap engkau termasuk salah satu dari mereka"”