Menampilkan 36-40 of 1299

كانَ النَّبيُّ يرفعُ صوتَه بالقرآنِ وَكانَ المشرِكونَ إذا سمعوا صوتَه سبُّوا القرآنَ ومن جاءَ بِه فَكانَ النَّبيُّ يخفضُ صوتَه بالقرآنِ ما كانَ يسمعُه أصحابُه فأنزلَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ ولا تَجْهَرْ بصَلاتِكَ ولا تُخَافِتْ بِها وابتغِ بينَ ذلِك سبيلًا

“Nabi shallallahu'alaihi wasallam biasanya meninggikan suaranya ketika membaca Al-Qur'an. Dan ketika orang-orang musyrik mendengar suara bacaan beliau, mereka akan menghina Al-Qur'an dan orang yang membawanya (yaitu Rasulullah). Maka Nabi shallallahu'alaihi wasallam pun mulai merendahkan suaranya sebatas terdengar oleh para sahabatnya. Kemudian Allah 'azza wa jalla menurunkan ayat: "Dan salatlah kamu jangan dengan suara keras dan jangan terlalu pelan, namun carilah jalan di antara kedunya" (QS. Al Isra: 110)”

كانَ النَّبيُّ يرفعُ صوتَه بالقرآنِ وَكانَ المشرِكونَ إذا سمعوا صوتَه سبُّوا القرآنَ ومن جاءَ بِه فَكانَ النَّبيُّ يخفضُ صوتَه بالقرآنِ ما كانَ يسمعُه أصحابُه فأنزلَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ ولا تَجْهَرْ بصَلاتِكَ ولا تُخَافِتْ بِها وابتغِ بينَ ذلِك سبيلًا

“Nabi shallallahu'alaihi wasallam biasanya meninggikan suaranya ketika membaca Al-Qur'an. Dan ketika orang-orang musyrik mendengar suara bacaan beliau, mereka akan menghina Al-Qur'an dan orang yang membawanya (yaitu Rasulullah). Maka Nabi shallallahu'alaihi wasallam pun mulai merendahkan suaranya sebatas terdengar oleh para sahabatnya. Kemudian Allah 'azza wa jalla menurunkan ayat: "Dan salatlah kamu jangan dengan suara keras dan jangan terlalu pelan, namun carilah jalan di antara kedunya" (QS. Al Isra: 110)”

إني أُحَرّجُ حقّ الضعيفينِ : اليتيمُ والمرأَةُ

“Aku menganggap fatal pelalaian hak terhadap dua orang yang lemah: yaitu anak yatim dan wanita”

أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya apa yang Allah perintahkan kepada orang mukmin itu sama sebagaimana yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para Rasul, makanlah makanan yang baik dan kerjakanlah amalan shalih’ (QS. Al Mu’min: 51). Alla Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik yang telah Kami berikan kepadamu’ (QS. Al Baqarah: 172). Lalu Nabi menyebutkan cerita seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan panjang, hingga sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Ia menengadahkan tangannya ke langit dan berkata: ‘Wahai Rabb-ku.. Wahai Rabb-ku..’ padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan?”

بلِ ائتَمِروا بالمعروفِ، وتناهوا عنِ المنْكرِ حتَّى إذا رأيتَ شحًّا مطاعًا، وَهوًى متَّبعًا، ودنيا مؤثَرةً، وإعجابَ كلِّ ذي رأىٍ برأيِهِ فعليْكَ نفسَكَ، ودع عنْكَ العوامَّ، فإنَّ من ورائِكم أيَّامَ الصَّبرِ الصَّبرُ فيهنَّ مثلُ قَبضٍ على الجمرِ للعاملِ فيهم مثل أجرِ خمسينَ رجلًا يعملونَ مثلَ عملِهِ

“Hendaknya kalian beramar ma'ruf nahi mungkar. Sampai suatu waktu kalian akan melihat banyak orang yang menuruti sifat pelitnya, mengikuti hawa nafsunya, terpedaya oleh dunia dan setiap orang yang punya pendapat kagum dengan pendapatnya. Ketika itu jagalah diri kalian masing-masing. Dan tinggalkanlah kebanyakan manusia. Sungguh di masa setelah masa kalian akan datang masa-masa (yang sangat dituntut) bersabar. Orang yang bersabar ketika itu seperti memegang bara api. Orang yang mengamalkan ajaran agama ketika itu pahalanya seperti pahala 50 orang yang mengamalkan amalan semisal dengan amalannya”

Menampilkan 36-40 dari 1299