أبى اللَّهُ أن يَقبلَ عَملَ صاحِبِ بِدعةٍ حتَّى يدَعَ بدعتَهُ
“Allah enggan menerima taubat dari pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya”
أبى اللَّهُ أن يَقبلَ عَملَ صاحِبِ بِدعةٍ حتَّى يدَعَ بدعتَهُ
“Allah enggan menerima taubat dari pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya”
إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ
“Sungguh Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya”
قلْبٌ ليْسَ فيه شَيءٌ مِنَ الحكمَةِ ، كَبَيْتٍ خَرِبٍ فتعلَّمُوا ، وعَلِّمُوا ، وتفَقَّهوا ، ولا تَمُوتُوا جُهَّالًا ، فإِنَّ اللهَ لَا يَعْذُرُ عَلَى الجهْلِ
“Hati yang tidak terdapat hikmah (ilmu) di dalamnya, seperti rumah yang roboh. Maka belajarlah, pahamilah fikih, dan jangan mati dalam keadaan jahil. Karena Allah tidak memberi udzur terhadap orang yang jahil”