Menampilkan 606-610 of 783

إنَّ اللهَ وملائكتَه يُصلُّونَ على الصَّفِّ الأوَّلِ، قالوا: يا رسولَ اللهِ، وعلى الثَّاني؟ قال: إنَّ اللهَ وملائكتَه يُصلُّونَ على الصَّفِّ الأوَّلِ، قالوا: يا رسولَ اللهِ، وعلى الثَّاني؟ قال: إنَّ اللهَ وملائكتَه يُصلُّونَ على الصَّفِّ الأوَّلِ، قالوا: يا رسولَ اللهِ، وعلى الثَّاني؟ قال: وعلى الثَّاني، وقال رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: سَوُّوا صُفوفَكم، وحاذوا بيْنَ مَناكبِكم، ولِينوا في أيدي إخْوانِكم، وسُدُّوا الخَللَ؛ فإنَّ الشَّيطانَ يَدخُلُ فيما بيْنَكم بمَنزِلةِ الحَذَفِ؛ يَعني: أَولادَ الضَّأنِ الصِّغارَ

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat mendoakan shaf pertama." Mereka bertanya; Dan shaf kedua. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; " Sesungguhnya Allah dan para malaikat mendoakan shaf pertama." Mereka bertanya; Dan shaf kedua. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Dan shaf kedua. Rasulullah Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Luruskan shaf-shaf kalian, ratakan pundak-pundak kalian, bersikaplah lembut pada tangan-tangan saudara kalian dan tutuplah celah karena sesungguhnya setan menyela diantara kalian seperti anak-anak domba kecil'”

إنَّ أوَّلَ ما يحاسبُ بِه العبدُ يومَ القيامةِ من عملِه صلاتُه فإن صلحت فقد أفلحَ وأنجحَ وإن فسدت فقد خابَ وخسرَ فإن انتقصَ من فريضة شيئًا قالَ الرَّبُّ تبارك وتعالى انظروا هل لعبدي من تطوُّعٍ فيُكمَّلَ بِها ما أنتقصَ منَ الفريضةِ ثمَّ يَكونُ سائرُ عملِه علَى ذلِك

“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat. Namun jika shalat rusak maka ia akan celaka dan merugi. Jika ada sesuatu yang kurang dari shalat-shalat wajibnya, maka Rabb tabaraka wa ta'ala ketika itu akan berfirman: "lihatlah apakah hamba-Ku ini memiliki shalat sunnah?". Ketika itu disempurnakanlah kekurangan shalat wajibnya dengan shalat sunnah. Dan amalan-amalan yang lain pun demikian”

كُنَّا مع النبيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ في غَزَاةٍ، فَكَسَعَ رَجُلٌ مِنَ المُهَاجِرِينَ، رَجُلًا مِنَ الأنْصَارِ، فَقالَ الأنْصَارِيُّ: يا لَلأَنْصَارِ، وَقالَ المُهَاجِرِيُّ: يا لَلْمُهَاجِرِينَ، فَقالَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: ما بَالُ دَعْوَى الجَاهِلِيَّةِ؟ قالوا: يا رَسولَ اللهِ، كَسَعَ رَجُلٌ مِنَ المُهَاجِرِينَ، رَجُلًا مِنَ الأنْصَارِ، فَقالَ: دَعُوهَا، فإنَّهَا مُنْتِنَةٌ فَسَمِعَهَا عبدُ اللهِ بنُ أُبَيٍّ فَقالَ: قدْ فَعَلُوهَا، وَاللَّهِ لَئِنْ رَجَعْنَا إلى المَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الأعَزُّ منها الأذَلَّ. قالَ عُمَرُ: دَعْنِي أَضْرِبُ عُنُقَ هذا المُنَافِقِ، فَقالَ: دَعْهُ، لا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أنَّ مُحَمَّدًا يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ

“Kami pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu peperangan. Tiba-tiba seorang sahabat dari kaum Muhajirin mendorong punggung seorang sahabat dari kaum Anshar. LaIu sahabat Anshar itu berseru; 'Hai orang-orang Anshar kemarilah! ' Kemudian sahabat Muhajirin itu berseru pula; 'Hai orang-orang Muhajirin, kemarilah! ' Mendengar seruan-seruan seperti itu, Rasulullah pun berkata: 'Mengapa kalian masih menggunakan cara-cara panggilan jahiliah? ' Para sahabat berkata; 'Ya Rasulullah, tadi ada seorang sahabat dari kaum Muhajirin mendorong punggung seorang sahabat dari kaum Anshar.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tinggalkanlah panggilan dengan cara-cara jahiliah, karena yang demikian itu akan menimbulkan efek yang buruk.' Ternyata peristiwa itu didengar oleh Abdullah bin Ubay, seorang tokoh munafik, dan berkata; 'Mereka benar-benar telah melakukannya? Sungguh apabila kita telah kembali ke Madinah, maka orang-orang yang lebih kuat akan dapat mengusir orang-orang yang lebih lemah di sana.' Mendengar pernyataan itu, Umar berkata; 'Ya Rasulullah, izinkanlah saya untuk memenggal leher orang munafik ini.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Biarkan dan lepaskanlah ia! Supaya orang-orang tidak berkata bahwasanya Muhammad membunuh sahabatnya'.”

غَزَوْنَا مع النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، وقدْ ثَابَ معهُ نَاسٌ مِنَ المُهَاجِرِينَ حتَّى كَثُرُوا، وكانَ مِنَ المُهَاجِرِينَ رَجُلٌ لَعَّابٌ، فَكَسَعَ أنْصَارِيًّا، فَغَضِبَ الأنْصَارِيُّ غَضَبًا شَدِيدًا حتَّى تَدَاعَوْا، وقالَ الأنْصَارِيُّ: يا لَلْأَنْصَارِ، وقالَ المُهَاجِرِيُّ: يا لَلْمُهَاجِرِينَ، فَخَرَجَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَقالَ: ما بَالُ دَعْوَى أهْلِ الجَاهِلِيَّةِ؟ ثُمَّ قالَ: ما شَأْنُهُمْ فَأُخْبِرَ بكَسْعَةِ المُهَاجِرِيِّ الأنْصَارِيَّ، قالَ: فَقالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: دَعُوهَا فإنَّهَا خَبِيثَةٌ وقالَ عبدُ اللَّهِ بنُ أُبَيٍّ ابنُ سَلُولَ: أقَدْ تَدَاعَوْا عَلَيْنَا، لَئِنْ رَجَعْنَا إلى المَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الأعَزُّ منها الأذَلَّ، فَقالَ عُمَرُ: ألَا نَقْتُلُ يا رَسولَ اللَّهِ هذا الخَبِيثَ؟ لِعَبْدِ اللَّهِ، فَقالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: لا يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أنَّه كانَ يَقْتُلُ أصْحَابَهُ

“Kami pernah berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketika itu orang-orang Kaum Muhajirin sudah bergabung dan jumlah mereka semakin banyak. Di antara Kaum Muhajirin itu ada seorang laki- laki yang pandai memainkan senjata lalu dia memukul pantat seorang shahabat Anshar sehingga menjadikan orang Anshar ini sangat marah, lalu dia berseru seraya berkata; "Wahai Kaum Anshar". Laki-laki Muhajirin tadi menimpali dan berseru pula; "Wahai Kaum Muhajirin". Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dan bersabda: "Mengapa seruan-seruan kaum jahiliyah masih saja terus dipertahankan? '. Kemudian beliau bertanya; "Apa yang terjadi dengan mereka?". Lalu beliau diberitahu bahwa ada seorang shahabat Muhajirin yang memukul pantat seorang shahabat Anshar. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tinggalkanlah seruan itu karena hal semacam itu tercela (buruk) ". Setelah itu 'Abdullah bin Ubbay bin Salul berkata; "Apakah mereka (Kaum Muhajirin) tengah mengumpulkan kekuatan untuk melawan kami?. Seandainya kita kembali ke Madinah maka orang yang kuat pasti akan mengusir orang yang hina" (Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengabadikan perkataannya ini dalam QS al-Munafiqun ayat 8). Spontan'Umar berkata; "Tidak sebaiknyakah kita bunuh saja orang tercela ini, wahai Rasulullah!" Yang dimaksudnya adalah 'Abdullah bin Ubay bin Salul. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak, agar orang-orang tidak berdalih bahwa dia (Muhammad) membunuh sahabatnya'.”

إِنَّكُمُ اليومَ في زَمانٍ كَثِيرٍ عُلَماؤُهُ ، قَلِيلٍ خُطَباؤُهُ ، مَنْ تركَ عُشرَ ما يعرفُ فقد هُوَى ، و يأتي من بعدَ زمانٍ كَثِيرٌ خُطَباؤُهُ ، قَلِيلٌ عُلَماؤُهُ ، مَنِ استمسكَ بعُشرِ ما يعرفُ فقد نجَا

“Sesungguhnya kalian (para sahabat) berada pada zaman yang banyak ulamanya dan sedikit tukang ceramahnya. Barangsiapa meninggalkan 1/10 ilmu saja yang ia ketahui maka ia akan sesat. Namun akan datang setelah kalian, suatu masa yang banyak tukang ceramahnya namun sedikit ulamanya. Barangsiapa berpegang teguh pada 1/10 ilmu saja yang ia ketahui, ia akan selamat”

Menampilkan 606-610 dari 783