آتي بابَ الجَنَّةِ يَومَ القِيامَةِ فأسْتفْتِحُ، فيَقولُ الخازِنُ: مَن أنْتَ؟ فأقُولُ: مُحَمَّدٌ، فيَقولُ: بكَ أُمِرْتُ لا أفْتَحُ لأَحَدٍ قَبْلَكَ
“Aku akan mendatangi pintu surga di hari Kiamat. Dan aku akan meminta pintu surga dibukakan. Penjaga surga akan berkata: "Siapa anda?". Aku menjawab: "Aku adalah Muhammad". Penjaga surga berkata: "Aku diperintahkan untuk menunggumu, dan tidak boleh membukakan pintu surga untuk seorang pun sebelummu".”
آتي بابَ الجَنَّةِ يَومَ القِيامَةِ فأسْتفْتِحُ، فيَقولُ الخازِنُ: مَن أنْتَ؟ فأقُولُ: مُحَمَّدٌ، فيَقولُ: بكَ أُمِرْتُ لا أفْتَحُ لأَحَدٍ قَبْلَكَ
“Aku akan mendatangi pintu surga di hari Kiamat. Dan aku akan meminta pintu surga dibukakan. Penjaga surga akan berkata: "Siapa anda?". Aku menjawab: "Aku adalah Muhammad". Penjaga surga berkata: "Aku diperintahkan untuk menunggumu, dan tidak boleh membukakan pintu surga untuk seorang pun sebelummu".”
لا يَذْهَبُ اللَّيْلُ والنَّهارُ حتَّى تُعْبَدَ اللَّاتُ والْعُزَّى، فَقُلتُ: يا رَسولَ اللهِ، إنْ كُنْتُ لأَظُنُّ حِينَ أنْزَلَ اللَّهُ: {هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ} [الصف: 9] أنَّ ذلكَ تامًّا، قالَ: إنَّه سَيَكونُ مِن ذلكَ ما شاءَ اللَّهُ
“Tidaklah hilang siang dan malam hingga Lata dan Uzza kembali disembah. Aku (Aisyah) bertanya, ”Wahai Rasulullah, dalam bagaimana dengan apa yang aku pahami dari firman Allah (yang artinya) : “Diallah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci” (QS. Shaf: 9). Bukankah ini kesempurnaan tauhid? Rasulullah menjawab, ”Akan terjadi kesempurnaan tauhid sesuai kehendak Allah"”
لا يَذْهَبُ اللَّيْلُ والنَّهارُ حتَّى تُعْبَدَ اللَّاتُ والْعُزَّى، فَقُلتُ: يا رَسولَ اللهِ، إنْ كُنْتُ لأَظُنُّ حِينَ أنْزَلَ اللَّهُ: {هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ} [الصف: 9] أنَّ ذلكَ تامًّا، قالَ: إنَّه سَيَكونُ مِن ذلكَ ما شاءَ اللَّهُ، ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً، فَتَوَفَّى كُلَّ مَن في قَلْبِهِ مِثْقالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِن إيمانٍ، فَيَبْقَى مَن لا خَيْرَ فِيهِ، فَيَرْجِعُونَ إلى دِينِ آبائِهِمْ
“Tidaklah hilang siang dan malam hingga Lata dan Uzza kembali disembah. Aku (Aisyah) bertanya, ”Wahai Rasulullah, dalam bagaimana dengan apa yang aku pahami dari firman Allah (yang artinya) : “Diallah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci” (QS. Shaf: 9). Bukankah ini kesempurnaan tauhid? Rasulullah menjawab, ”Akan terjadi kesempurnaan tauhid sesuai kehendak Allah, lalu allah mengirimkan angin yang baik, kemudian wafatlah setiap orang yang masih memiliki iman di hatinya meski hanya seberat biji sawi. Lalu yang tersisa adalah orang yang tiada kebaikan dalam dirinya, dan mereka kembali kepada agama nenek moyangnya (kesyirikan)”
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عنْهمَا قالَ: الصِّيَامُ لِمَن تَمَتَّعَ بالعُمْرَةِ إلى الحَجِّ إلى يَومِ عَرَفَةَ، فإنْ لَمْ يَجِدْ هَدْيًا ولَمْ يَصُمْ، صَامَ أيَّامَ مِنًى
“Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma berkata: Puasa bagi orang yang berhaji tamattu' di hari Arafah. Bagi mereka yang tidak memiliki hadyu maka mereka puasa. Mereka puasa di hari-hari Mina.”