إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
“Apabila salah seorang dari kalian merasakan sesuatu pada perutnya, lalu ia ragu akan hal tersebut, apakah keluar dari shalat atau tidak, maka janganlah dia keluar dari masjid hingga dia mendengar suara (kentut) atau mendapati baunya.”
إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
“Apabila salah seorang dari kalian merasakan sesuatu pada perutnya, lalu ia ragu akan hal tersebut, apakah keluar dari shalat atau tidak, maka janganlah dia keluar dari masjid hingga dia mendengar suara (kentut) atau mendapati baunya.”
أنَّهُ شَكَا إلى رَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ الرَّجُلُ الذي يُخَيَّلُ إلَيْهِ أنَّه يَجِدُ الشَّيْءَ في الصَّلَاةِ؟ فَقالَ: لا يَنْفَتِلْ - أوْ لا يَنْصَرِفْ - حتَّى يَسْمع صَوْتًا أوْ يَجِدَ رِيحًا
“Seorang laki-laki mengadu kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bahwa dia seolah-olah mendapati sesuatu (kentut) ketika shalatnya. Beliau bersabda, "Dia tidak perlu membatalkan shalatnya sehingga dia mendengar suara atau mencium bau"”
شُكِيَ إلى النبيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: الرَّجُلُ يُخَيَّلُ إلَيْهِ أنَّه يَجِدُ الشَّيْءَ في الصَّلَاةِ، قالَ: لا يَنْصَرِفُ حتَّى يَسْمع صَوْتًا، أوْ يَجِدَ رِيحًا
“Seorang lelaki mengadukan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. bahwa dia seolah-olah mendapati sesuatu (kentut) ketika shalatnya. Beliau bersabda, "Dia tidak perlu membatalkan shalatnya sehingga dia mendengar suara atau mencium bau”
قالَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهو يُحَدِّثُ عن فَتْرَةِ الوَحْيِ، قالَ في حَديثِهِ: بَيْنا أنا أمْشِي سَمِعْتُ صَوْتًا مِنَ السَّماءِ، فَرَفَعْتُ بَصَرِي، فإذا المَلَكُ الذي جاءَنِي بحِراءٍ جالِسٌ علَى كُرْسِيٍّ بيْنَ السَّماءِ والأرْضِ، فَفَرِقْتُ منه، فَرَجَعْتُ، فَقُلتُ: زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي، فَدَثَّرُوهُ، فأنْزَلَ اللَّهُ تَعالَى: (يا أيُّها المُدَّثِّرُ قُمْ فأنْذِرْ ورَبَّكَ فَكَبِّرْ وثِيابَكَ فَطَهِّرْ والرِّجْزَ فاهْجُرْ) - قالَ أبو سَلَمَةَ: وهي الأوْثانُ الَّتي كانَ أهْلُ الجاهِلِيَّةِ يَعْبُدُونَ - قالَ: ثُمَّ تَتابَعَ الوَحْيُ.
“Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda tentang fatratul wahyi. Beliau bersabda dalam haditsnya: "Ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara yang berasal dari langit, maka aku pun mengangkat pandanganku ke arah langit, ternyata di atas terdapat Malaikat yang sebelumnya mendatangiku di gua Hira tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku merasa ketakutan hingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Lalu aku pun segera menemui keluargaku seraya berkata, 'Selimutilah aku, selimutilah aku.' Maka keluargaku pun segera menyelimutiku. Akhirnya Allah Ta'ala menurunkan ayat: "Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, dan berilah peringatan. Dan Rabb-mu agungkanlah. Dan pakaianmu sucikanlah. Dan berhala-berhala itu, maka tinggalkanlah" (QS. Al Mudatsir: 1-5). Abu Salamah mengatakan: ar rijz adalah berhala yang dahulu disembah oleh orang Jahiliyah. Kemudian setelah itu, wahyu terus-menerus turun.”